Selasa, 01 Februari 2022

Widi

Menari Diantara Angan-angan

Dalam kesendirian
Aku patri sajak ini bersama khayalan
Yang terombang-ambing oleh kesunyian
Telah lumat di antara keramaian

Sepenggal cerita tercipta
Namun bukan atas nama cinta
Melainkan lara tiada terkira
Dari ribuan puisi yang pernah ku baca

Detik waktu terus bergulir
Namun semua itu tiada menyingkir
Terbelit asa menyentuh tabir
Kapankah akan terwujud hadir

Berjuta kali aku menari nari
Diatas harapan yang membuat di bui
Atmaku merintih tiada henti
Menerima semua cobaan sang illahi Rabbi

Jikalau aku terus mendekap
Manalah mungkin akan dapat menatap
Seolah tak mampu untuk mengucap
Tanah jadi bumi dan langit ialah atap

Terhimpun dalam goresan usang
Pada saat nanti jika malam cemerlang
Denyut nadiku bergetar seperti genderang
Namun tanganku belum bisa meraih bintang

Sampai kapan ku akan terbelenggu
Disaat lembayung kembali beradu
Disitulah aku kembali melaju
Diantara gugusan detik waktu

Dunia hanyalah semu
Tak terhitung kisah dan pilu
Serasa berpaling kepadaku
Yang terbentang luas di cakrawala biru

Kuningan, 02 Februari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar