Senin, 08 Oktober 2018

MARI MENULIS

PEMUDA

Pejuang negeri harapan bangsa
Penerus generasi bangsa
Sebagai pahlawan dan pembela
Kebanggaan bagi kami


Pemuda...
Adalah sosok yang tangguh
Tangkas dan gagah berani
Panutan bangsa dimasa kini
Yang amat dinanti kejayaannya
Pantang mundur sebelum menang


Rela bertaruh nyawa demi tanah tercinta
Darah yang mengalir tak ia hiraukan
Tak perduli walau harus gugur dalam bertempur
Selalu semangat gegap gempita
Meski nyawa menjadi taruhan
Tak pernah sedikitpun mereka berhenti


Semangat masa lampau haruslah sama
Seperti masa kini
Berani melawan penjajah
Yang hendak merampas kebahagiaan
Yang ingin menjatuhkan martabat bangsa
Kerja kerasnya boleh diikuti
Oleh kita selaku generasi masa depan

Perjuangkanlah bangsa ini dengan baik
Kami tak rela bila harga diri yang kami bangun
Dirampas dan dinjak-injak dengan hina
Kami pemuda Indonesia tak ingin harga diri kami hancur sia-sia

09 Otober 2018

Senin, 01 Oktober 2018

Asyiknya menulis

PANTASKAH AKU

Apakah aku ini pantas menggapai langit
Apakah aku pantas menjadi seorang yang hebat
Apakah aku pantas menjadi impian semua orang
Dan pantaskah aku menjadi ratu


Aku tak pantas menjadi siapa pun
Karena aku hanyalah sampah yang membusuk
Dan menjijikan bagi semua orang
Aku tak mampu tuk menggapai matahari
Yang akan menyinari hari-hariku dalam menempuh waktu



Aku hanyalah segenggam tanah
Yang terinjak dan terhina
Aku hanyalah kayu lapuk yang termakan usia
Tak berguna rasanya diriku
Aku bahkan hanya setangkai daun kering
Tak beraturan arah kemana tujuannya



Aku tak dapat membuat para lelaki mencintaiku
Karena aku wanita yang bodoh dan lemah
Tak bisa membuat orang terpukau padaku
Aku memang tak pantas berada diposisi itu
Karena aku bukanlah wanita sempurna

Widi Fajarwati

01 Oktober 2018

Kamis, 20 September 2018

Kumpulan Puisi karya Widi


AKU MALU
Karya:Widi Fajarwati
Mengapa langkahan kaki ini begitu sulit ku gerakan ?
Mengapa tangan ini begitu kaku untuk ku gunakan?
Mengapa bibir ini tidak bisa berucap lantang?
Dan mengapa tubuh ini begitu kaku ?
Aku iri pada teman-temanku yang normal!!!
Aku  iri pada ibuku yang begitu mudah berjalan normal!!
Aku iri pada adikku yang bisa belari kesana-kemari!!!
Dan aku iri pada ayahku yang berjalan indah!!!
Ya Tuhan....
Ingin rasanya mulut ini berteriak
Aku malu memiliki fisik yang tidak sempurna ini!!!
Aku malu pada teman-temanku yang bisa berjalan normal!!
Mengapa aku harus ditakdirkan dalam keadaan seperti ini
Mengapa???
Aku juga ingin seperti orang lain
Bisa berjalan dengan  normal
Seperti adikku bisa bermain kemana pun dia suka
Dalam renungan, aku berfikir
Bahwa  Allah memang maha sempurna
Dengan segala karunianya
Maafkanlah aku jika aku telah menentang takdir yang
di berikan oleh-Mu


SENJAKU YANG ELOK
Karya:Widi Fajarwati
Sang raja siang mulai terbenam dari barat
Langit pun mulai redup warnanya
Semilir angin mulai berhembus
Kicauan burung-burung terdengar begitu merdu
Dikala senja tiba
Aku merasakan begitu nikmatnya suasana senja
Pohon-pohon rindang yang bergoyang tertiup angin
Cakrawala pun terlihat kemerahan
Sang raja siang pun tenggelam dalam tubuh gunung
Sungguh indah senja yang ku rasakan
Senja....
Aku begitu menikmati suasana ini
Aku begitu terpesona dengan keelokanmu
Aku begitu senang ketika melihat
Sang raja langit yang mulai tersungkur
Oh Senja....
Janganlah engkau pergi begitu cepat
Karena aku masih ingin merasakanmu
Harimu membuatku penuh inspirasi
Dan memberiku motivasi Yang cerah







MALAM HARIKU
Karya:Widi Fajarwati
Ribuan bintang bertaburan diangkasa
Dewi malam yang mulai menampakan dirinya
Hembusan angin yang bertiiup
Kunang-kunang yang bertebaran direrumputan
Menambah keindahan suasana dimalam ini
Gunung yang tampak berwarna hitam
Pepohonan rindang yang bergoyang-goyang
Terdengar suara jangkrik yang bernyanyi
Ngengat yang beterbangan hilir mudik
Awan hitam yang bergerumbul
Bagaikan sebuah kapas yang berada diatas langit
Sungguh indah suasana malam yang kurasakan
Saat ini...
Kesunyian yang datang seakan menyapaku
Ya, waktu dimana aku melepas kepenatan
Dari rutinitas
Oh Malam...
Kesunyian, kesepian, dan keheningan
Begitu ku nikmati malam ini
Yang aku harapkan malam seperti ini
Yang penuh dengan keindahan dan kedamaian










FAJAR YANG MEREKAH
karya:Widi Fajarwati
Ketika sang raja siang menampakan diri
Bentangan cakrawala mulai memerah
Kabut-kabut menyelimuti pegunungan
Butiran embun-embun berjatuhan
Hamparan rumput hijau yang basah
Ayam jantan yang mulai nyaring
Menyambut sang fajar yang datang
Udara yang begitu sejuk
Seakan merasuk ke dalam tubuh
Pohon-pohon rindang meliukan daunnya
Kicauan burung-burung yang elok
Menambah keceriaan sang fajar
Ratusan manusia hilir mudik kesana-kemari
Untuk sekedar mengais rezeki
Sepeda-sepeda tua yang melintas ditepi jalanan
Berbondong-bondong mencari berkah
Dari datangnya sang fajar
Aku sangat bersyukur kepada sang penguasa alam semesta
Karena telah menciptakan hari
Yang memberi keberkahan
Terima kasih fajar










NODA HITAM DIATAS KAIN PUTIH
karya: Widi Fajarwati
Bentangan kain putih yang bersih
Begitu indah dipandang mata
Begitu suci dari apa yang dimilikinya
Tak  pernah tersentuh oleh tangan-tangan
Manusia yang ingin mengotorinya
Yang ingin merusaknya
Yang ingin merobeknya
Yang ingin membakarnya
Dan yang ingin menghancurkannya
Namun...
Kain yang putih, bersih, dan suci
Kini telah ternodai oleh tangan-tangan jahat
Ternodai oleh tinta hitam yang sulit dihilangkan
Kain putih...
Kini warnamu telah pudar
Akibat ulah tangan-tangan jahat itu
Tangan yang begitu kejam
Telah merusak dan mengotorimu
Merampas kesucian dan keindahanmu
Menumpahkan tinta diatas kain yang putih
Oleh tangan-tangan itu
Sungguh kejnya tangan itu
Kini keelokanmu sudah musnah
Karena diambil oleh tangan jahat itu
Dan kau tak ada apa-apanya lagi sekarang












CINTAKU BERSEMI DIPELAMINAN
karya: Widi Fajarwati
Ketika aku memandang wajahmu....
Jantung ini seakan berdegup begitu kencang
Ketika aku memandang wajahmu.....
Ada seberkas cahaya yang terpancar dari matamu
Kekasihku...
Aku mencintaimu bukan dari kecantikanmu
Aku mencintaimu bukan karena kesempurnaanmu
Aku mencintaimu bukan dari apa yang kau miliki
Oh kekasihku....
Bayanganmu selalu menghantuiku
Bayanganmu membuatku gundah gulana
Bayangmu selalu terngiang-ngiang dibenakku
Oh kasihku....
Kini kita disatukan oleh cinta
Kini aku tidak lagi merasa ketakutan
Aku tidak lagi merasa gelisah
Aku tidak ingin cinta kita berakhir
Karena kerikil-kerikil tajam
Aku begitu sayang padamu
Sayangku begitu besar, sebesar gunung ciremai
Aku tidak ingin kehilanganmu sayang..
Karena, kehilanganmu merupakan siksa
Kini.... cinta  kita telah bersemi dipelaminan
Kau akan selalu ada disampingku
Kau selalu ada dalam angan-anganku Selamanya
Karena tak kan pernah ada seorang pun
Yang bisa memisahkan kita berdua
Hanyalah maut yang akan memisahkan kita



















PENYESELASANKU PADAMU TUHAN
karya:Widi Fajarwati
Oh Tuhanku...
Aku  lalai dengan perintahmu
Aku  ingkar pada Mu
Aku  meninggalkan amanahmu
Oh Tuhanku....
Aku telah tega meruntuhkan tiang-tiang itu
Aku telah berbuat  semena-mena terhadap Mu
Aku telah banyak berbuat dosa pada Mu
Dan aku pun sudah menentang ajaran Mu
Tuhanku...
Aku ini hanyalah seorang hamba
Yang tidak pernah luput dari dosa-dosa
Aku ini hanyalah manusia biasa
Yang tidak pernah lepas dari kesalahan
 Tuhanku...
Berilah aku kesempatan
                                                               Untuk menebus  semua dosa-dosaku
Berilah aku kesempatan
Untuk meminta maaf pada Mu
Ya Tuhan...
Aku memohon ampun kepada Mu
Maafkanlah aku atas segala dosa yang telah ku perbuat
Inilah sebuah doa yang terlontar pada Mu


AKU JUGA BISA
karya:Widi Fajarwati
Disaat mata ini terpejam
Ada bayangan yang merasuk kedalam benakku
Disaat mataku terpejam
terlintas dalam pikirku sebuah impian
Ya, sebuah impian yang selalu ada dalam angan-angan
Aku tidak perduli sampai pisau menusuk kulitku
Aku tidak perduli  sekali pun duri menembus kulitku
Dan aku tidak peduli dengan cacian-cacian mereka
Aku memang anak cacat
Tapi aku harus lebih dari mereka
Aku harus bisa mengejar cita-cita dan impianku
Aku harus bisa membuat mereka tercengang
Bahwa aku pun bisa
Bahwa aku pun mampu membuktikan
Kepada mereka
Aku juga bisa!!!
Tak perduli tubuh ini kaku
Tak perduli mulut ini tersendat-sendat
Tak perduli kaki ini harus terpincang-pincang
Dan tak perduli walau harus dikucilkan
Tapi aku mohon kepada kalian
Janganlah kalian selalu mengucilkan aku
Menghina ku
Menyepelekan ku
Karena aku juga sama seperti kalian









ADA PELANGI SETELAH HUJAN
karya: Widi Fajarwati
Dikala langit mulai mendung
Terdengar suara petir yang bergemuruh
Angin berhembus begitu kencang
Udara dingin mulai terasa
Rintik-rintik air mulai jatuh membasahi bumi
Menyirami pohon-pohon yang kering
Ketika itu  hujan turun sangat deras
Membasahi tanah-tanah yang retak
Ada pantulan cahaya yang menimbulkan sebuah warna
Warna itu membentuk seperti busur panah besar
Melingkar diatas pegunungan yang menjulang tinggi
Memantulkan cahaya yang berwarna-warni
Warna demi warna dipancarkan olehnya
Itulah pelangi yang  selalu muncul dikala hujan reda
Oh pelangi...
Sungguh indah warnamu
Elok rupamu
Membuat aku takjub dengan pesonamu
Betapa besar kuasa Allah yang telah menciptakanmu
Oh pelangi...
Aku ingin memilikimu
Ingin sekali rasanya aku menyentuhmu
Dan ingin sekali aku mengejarmu
Untuk ku bawa pulang ke rumahku
Kujadikan hiasan di dinding kamarku









MENYONGSONG MASA DEPAN
karya: Widi Fajarwati
Tak peduli badai menghalangiku
Tak peduli hujan mengguyur tubuhku
Tak peduli parang menyayat kulitku
Dan tak peduli walau harus tertusuk duri
Aku ingin menyongsong masa depan
Masa depan yang selalu ada dalam angan-angan
Yang selalu menghantuiku
Yang selalu terngiang-ngiang dalam sanubariku
Aku tak peduli walau harus terpincang-pincang
Aku tak peduli walau harus tersenda-sendat
Aku tak peduli walau harus  terpogoh-pogoh
Dan aku tak peduli harus tertatih-tatih
Aku ingin meraih masa depan!!!!
Masa depan yang begitu cerah
Masa depan yang begitu indah
Masa depan yang bisa membuatku bahagia
Masa depan yang membuatku menjadi kebanggaan
Ayah dan ibu
Aku tak pernah peduli dengan orang-orang yang mencemoohkan ku
Yang mejelek-jelekan ku
Yang menghinaku
Tapi tak mengapa bilamana aku harus mendapat itu semua
Karena, masa depan seakan sudah ada didepan mata
Yang begitu mudah untuk ku meraihnya
Ku ingin memiliki kehidupan yang sejahtera nantinya
Marilah kita meraih masa depan
Raihlah asa
Menyogsong masa
























HUJAN
karya: Widi Fajarwati
Petir yang bergemuruh
Langit yang mulai mendung
Tiupan angin begitu kencang
Menggoyangkan pepohon yang rindang
Ketika itu pula rintik-rintik air mulai turun membasahi bumi
Memberi kesejukan tersendiri
Dari udara yang begitu gersang
Menyirami tanaman yang layu karena kekeringan
Mendinginkan bumi yang kepanasan
Dari sengatan teriknya sang raja siang
Titik-titik air yang jernih seakan ku rasakan kenikmatan
Kenikmatan ciptaan sang penguasa jagat raya
Yang telah memberikan manfaat kepada kita semua
Oh hujan.....
Datanglah engkau
Datanglah dikala kami membutuhkanmu
Karena kedatanganmu selalu kami nantikan
Oh hujan......
Berilah kami manfaat dari kedatanganmu
Kedatanganmu penuh berkah dan
Harapan
Oh hujan.....
Datanglah selalu
Karena kenikmatanmu
Akan selalu kami rasakan setiap saat










AKU BAGAIKAN APA
karya:Widi Fajarwati
Aku bagaikan mentari yang terbit setiap pagi
Aku bagaikan bintang yang bersinar terang diangkasa
Aku bagaikan api yang padam tertiup hembusan angin
Aku bagaikan perahu yang terombang-ambing dalam gulungan ombak
Aku bagaikan pelangi yang hadir bila hujan reda
Tapi itu semua hanya angan-angan semata
Sampai kapan pun tak kan pernah tercapai
Aku ini apa?
Aku ini hanya manusia biasa yang lemah
Aku ini apa?
Aku ini hanyalah seorang yang tak lepas dari dosa
Bisakah aku menjadi itu semua
Bisakah aku menjadi bintang yang terang cemerlang
Bisakah aku menjadi mentari yang selalu terbit  setiap pagi
Bisakah aku menjadi  bunga yang selalu mekar setiap saat
Aku tidak tahu harus menjadi apa nantinya
Seakan hidupku suram gelap gulita
Tak ada sinar yang menerangi hidup ini
Aku hampir putus asa dengan kehidupan ini
Tak ada seorang pun yang mengerti
Akan nasibku ini
Hidup yang ku jalani begitu sulit
Bagaikan berjalan diatas seutas tali
Yang dibawah tali itu terdapat jurang cukup dalam
Tahun demi tahun ku lalui
Namun tak pernah ada perubahan nya
Akankah hidupku bahagia nantinya?
Akankah ada cahaya yang akan menyinari hidupku?
Semua itu masih menjadi tanda tanya























KU TULIS PUISI INI
karya: Widi Fajarwati
Ku ambil secarik kertas putih
Lalu ku ambil penaku yang sederhana
Ku mulai menggoreskan tinta diatas kertas
Ku tulis kata demi kata dalam pikirku
Bait demi bait ku curahkan
Rasa sedih, senang, dan keluh  kesah ku lontarkan
Dalam goresan tangan ku yang tak berdaya ini
Marah, lelah, dan kecewa ku tumpahkan semua
Dalam puisi ini....
Aku bicara
Dalam puisi ini.....
Aku merenung
Beribu-ribu rasa ku lepaskan
Lewat kalimat-kalimat yang tak menentu
Entah apa yang harus ku lakukan
Tak tahu mana arah yang harus ku tempuh
Aku tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi
Aku memang tidak mampu berbuat apa-apa
Tapi aku hanya mampu menggoreskan kata-kata
Dalam puisiku
Didalam puisi.....
Aku mengeluh
Didalam puisi.....
Aku merintih
Didalam puisi.....
Aku tertawa
Aku hanya punya satu impian
Aku ingin meraih cita-cita
























BUMI SASAK
karya: Widi Fajarwati
Nyanyian pantai dan hembusan angin
Menyambut kehadiranku ditanah sasak
Birunya laut putihnya pasir
Seakan menyapaku dengan ramah
Jalanan yang berkelok-kelok ku tempuh
Pepohonan rindang menghiasi setiap sudut jalan
Rumah-rumah beratapkan jerami
Ku telusuri setiap sudut-sudut desa
Ku tandangi tempat-tempat menarik
Menikmati keelokan alam sekitar bumi lombok
Merasakan keindahan surga dunia
Yang tak kan pernah ada habisnya
Nyiur daun-daun kelapa
Butir-butir pasir pantai nan halus
Gulungan ombak menerpa bebatuan karang
Tarian para penghuni laut nan indah
Deretan terumbu karang nan cantik
Membuat mata ini tak dapat terpejam
Bumi lombok....
Rasanya daku tak ingin meninggalkanmu
Ingin terus memandangmu setiap saat
Merasakan keelokan sang maha pencipta
Yang tak pernah lekang oleh waktu
Dan aku tak ingin melewatkan hari demi hariku disini
Aku ingin terus mengunjungimu












AKANKAH AKU MAMPU
karya: Widi Fajarwati
Ketika diriku terpaku oleh waktu
Ku merenung  sendiri
Pikiranku melambung ke angan-angan
Bagai terbang ke atas awan
Tuhan...
Akankah aku mampu
Melangkah lebih jauh lagi
Menyusuri jalan setapak yang terjal
Menuruni tebing-tebing curam
Yang begitu dalamnya
Akankah aku mampu
Mengikuti kata hati yang begitu keras ini
Mengayunkan langkah demi langkah yang tak jelas
Aku mulai berpikir
Bahwa aku memang harus mampu
Melewati rintangan-rintangan terjal
Menelusuri jalan setapak yang penuh duri
Walau itu sangat menyiksa batin
Biar pun aku harus merasakan
Sakitnya duri-duri tajam yang menusuk
Biar pun aku harus terjatuh dari atas tebing
Aku tetap melangkah dan terus melangkah
Walau pun hati ini tercabik-cabik
Aku tak kan pernah menyerah
Menakluki arang melintang











KETIKA SENJA MULAI PERGI
karya:Widi Fajarwati
Ketika raja siang mulai pergi
Terbesit dalam anganku untuk melangkah
Menapaki padang senja
Terarah untuk maju ke depan
Menelaah detik demi detik waktu yang terus berputar
Melewati hari-hari yang terus berlalu
Tak perduli walau ku harus mendaki setinggi mungkin
Aku tetap berjuang dan berjuang demi mewujudkan mimpi
Pikirku menoleh ke depan
Mencari tahu apa yang harus kucapai
Ketika senja tiba...
Terlintas dalam sanubari
Untuk maju dan menanti harapan-harapan yang belum pasti
Namun, aku harus mampu melewati itu semua
Menghadapi rintangan demi rintangan curam
Menerobos jalur-jalur terjal nan berat
Ketika senja datang....
Ingin rasanya daku mengusir rasa gugup ini
Menghilangkan segenap jiwa yang terpaku oleh waktu
Ingin, aku berlari meraih  bulan dan matahari
Yang kan ku jadikan cahaya hidup sebagai penerang
Dalam langkahan kaki yang pincang ini
Ya Tuhan....
Berilah hamba kekuatan dan
Keteguhan hati yang suci

















SEKOLAHKU
karya: Widi Fajarwati
Aku datang dan membawa bekal
Rasa ingin tahu yang mendalam
Dengan semangat gegap gempita
Aku mulai merancang impian
Belajar dengan sungguh-sungguh
Dengan hati yang teguh
Sekolahku....
Tempat aku belajar, bercanda tawa dan sukariang
Sedih dan semangat ku lakukan disini
Deretan buku-buku yang penuh dengan ilmu
Ku lihat dan ku raba
Seketika aku membuka sebuah jendela dunia
Yang begitu indah dan luas bak samudra
Sekolahku...
Aku bersandar dan mencari tahu
Bagaimana cara mencari ilmu
Dan menggali lubang yang dalam
Mengasah keingitahuan ku agar tajam bak sebilah pisau
Ku jadikan engkau sebagai tonggak semaangat
Dalam hiduku sebagai pedoman
Karena disinilah aku menanam
Sebuah impian dan mimpi
Untuk mengukur langkah
Walau dengan hati yang goyah
Aku akan terus melaju ke depan





RINDU
karya: Widi Fajarwati
Rindu yang menggema
Begitu merasuk dalam jiwa
Ketika engkau pergi lama
Hatiku menjadi gundah gulana
Rindu yang mencekam
Seakan menyiksa dalam kelam
Menemaniku dikesunyian malam
Terperangkap oleh waktu yang begitu kejam
Rindu yang membunuh
Menyayat hati yang telah rapuh
Ketika engkau mulai menjauh
Sukmaku selalu bergemuruh
Kapankah kau datang?
Menghampiriku disaat meradang
Melewati hari-hari bersamamu
Seperti dikala dulu
Aku menanti kehadirnmu
Jangan biarkan hati ini pilu
Ketika aku membutuhkanmu
Dan jiwa ini begitu yakin kita akan bertemu
Aku merindukan senyumu
Rasanya ingin sekali menikmati saat-saat indah denganmu
Kapan kita bisa bertemu lagi
Akankah kau sudi menemuiku
Untuk menyembuhkan rasa rinduku ini?











DENDAM ALAM
karya: Widi Fajarwati
Aku mendengar rintihan sebatang pohon yang menangis kemudian ia berkata
“Aku telah ditebang dan dipotong habis oleh ulah manusia yang durjana itu”
Aku melihat anak sungai yang tengah asyik mengalirkan dirinya lalu dia marah
“Diriku sudah dinodai oleh kucuran kopi yang bercun oleh orang-orang yang keji itu dan dipaksa mengalir deras dengan keserakahan mereka”
Seketika aku memandang ke arah langit nampak segumpal kapas berwarna putih ada seekor burung
lalu berkata
“ Kawan dan sanak saudaraku telah terbunuh oleh mereka manusia yang biadap serta membawa malapetaka bagi kami semua. Dan kami bersumpah kalian akan dapat balasan yang setimpal wahai manusia biadap”
Ketika aku menginjakkan tanah dan berjalan melintasi jalur terjal aku mendengar teriakan tanah itu
“Tolong.. jangan paksa kami untuk selalu kau racuni dengan obat-obatan berbahaya dan menyakiti kami”
Alam pun memiliki perasaan yang sama seperti kita layaknya manusia
Alam akan marah pada kita jika menyakiti dan memusnahkannya
Akankah kalian mau berhenti untuk menghina dan menghancurkan mereka
Akankah kalian sadar bahwa kita juga butuh mereka dari yang mereka miliki
Dendam alam tidak kan main-main dengan kita
Ulah mereka lebih kejam dari tingkah laku manusia durjana
Yang hanya bisa menginjak dan menindas kekayaannya
Wahai manusia serakah dan biadap sadarlah kalian
Sampai kapan kalian akan terus menyiksa alam
Dendam alam akan menghantui kalian
Karena  suatu saat mereka akan membalas perbuatan kalian
Alam bisa seketika membisu dan tak berdaya
Namun dia juga akan memberi balasan lebih berat
Pernahkah kita sebagai makhluk tuhan memperhatikan mereka?






BULAN YANG SUCI
karya:Widi Fajarwati
Tak ku sangka kini telah datang
Bulan yang penuh berkah ini
Tak ku sangka kini telah tiba
Menjalankan perintah dari-Mu
Kini saatnya kita untuk menjalankan syariat dari-Nya
Menahan lapar dan dahaga
Mengaji dan meminta ampunan dari-Mu
Bersedekah dan saling berbagi pada sesama
Bagi kaum yang membutuhkan
Merasakan kehidupan yang amat sulit
Yang mereka rasakan saat itu
Sebutir beras pun mereka tak sanggup membeli
Apalagi memakan sebutir nasi
Sepeser rupiah harus mereka dapatkan
Demi bertahan hidup
Bekerja banting tulang demi selembar rupiah
Tak perduli mereka hampir terperosok kedalam jurang
Mengais rezeki dalam gundukan sampah yang beraroma busuk
Namun mereka tetap jalani demi bertahan hidup
Walau nasib tak kan menentu
Kita makhluk Tuhan
Patut bersyukur atas karunia yang telah diberikan dari-Nya
Kesombongan,keserakahan dan kekayaan tak kan selamanya abadi
Karena sewaktu-waktu harta dan kekayaan yang kita miliki
Akan musnah dan hancur direnggut oleh-Nya




KETIKA LANGIT TELAH MEMBISU
karya: Widi Fajarwati
Sejauh mata memandang
Kutapaki sejuta tempat
Tanah mulai memanggil kita
Memberi tanda kebesaran sang pencipta
Teriakan-teriakan mereka begitu terdengar
Tangisan itu menggetarkan jiwa
Langit telah membisu
Ku tertegun untuk sujud memohon ampun pada-Nya
Aku hanyalah manusia biasa
Yang berlumur dosa
Air mata mengucur deras bak sungai
Merintih kesakitan akibat siksa-Nya
Siksa kobaran api yang begitu pedih
Membuat hatiku merasa sedih
Menelaah sejauh mana kita mematuhi perintah-Nya
Bumi dan isinya milik-Mu
Langit yang begitu luas milik-Mu
Kuasa-Mu tak kan tertandingkan
Ulah para insan semakin membabi buta
Akankah mereka menyadari perbuatan yang dilarang oleh-Nya?
Ataukah mereka membangkang ajaran-Nya?
Wahai para insan insaflah kalian!!!
Hidup ini hanya sementara saja
Jangan menyia-nyiakan kehebatan-Nya
Karena semua ini adalah milik-Nya





NESTAPA KEHIDUPAN
karya:Widi Fajarwati
Sejauh mataku memandang
Segelintir orang melangkahkan kakinya
Menjemput rezeki dipagi buta
Demi kehidupan yang amat menyiksa
Tak perduli walau hembusan angin menampar kulit mmereka
Tak perduli udara dingin mencekik tubuh mereka
Mereka tetap gegap-gempita menjalani kehidupan
Mencari berkah ditengah teriknya raja siang yang amat dahsyat
Menambah kekuatan dan keimanan yang mereka hadapi
Tak kenal lelah dan putus asa ditengah cobaan hidup
Rumah beratapkan jerami hampir roboh
Rimbunan sampah berbau busuk menusuk hidung
Tak pernah mereka hiraukan
Apa salah mereka?
Mengapa mereka harus hidup dengan keadaan yang amat menyiksa
Tinggal ditengah lautan penuh kumuh
Sedangkan para pengusaha menikmati hidup bergelimangan harta
Berpoya-poya menghambur-hamburkan rupiah namun bukan hak mereka
Apa mereka memperhatikan orang-ong kecil disekeliling mereka
Tidak setetes air pun mereka memberikan perhatian terhadapnya
Haruskah mereka hidup dalam kemelaratan?
Haruskah mereka hidup dalam kesengsaraan?
Lalu sampai kapan mereka akan bertahan hidup dalam keadaan mendesak
Akankah mereka bahagia nantinya
Kita tidak tahu pasti sampai kapan mereka akan bertahan hidup







SOEKARNO
karya: Widi Fajarwati
Kau hadir disaat kesengsaraan melanda
Berjuang melawan para kompeni yang kejam
Hingga kau tak kenal lelah dan putus asa
Deru  ledakan demi ledakan tak hentinya  bergema
Jasad-jasad berguguran  tergeletak dimana-mana bak sampah
Namun, kau amat tabah dalam penderitaan ini
Ribuan bahkan ratusan penjajah tak hentinya mnginjak-ngnjak harga diri mereka
Hingga mereka harus terkapar dalam kemalangan nasib amat menyiksa
Soekarno.......
Kau datang bak malaikat penolong mereka
Menghapus para kompeni-kompeni durjana
Tak perduli walau musuh menghalangnya
Kau memang layak dan patut dibanggakan
Kalimat proklamasi kau kumandangkan
Sorak-sorak gembira rakyat bergetar
Menyambut kemerdekaan yang begitu dinanti
Dan kini tibalah saatnya mereka mendapat kebahagian
Menghirup udara bebas nan segar
Mereka telah merdeka semerdeka-merdekanya
Tak ada lagi yang menginjak-nginjak harga diri mereka
Tak lagi ada kerja paksa dan kelaparan yang menyiksa
Canda tawa bahagia kini terukir kembali
Karena para kompeni-kompeni durjana sudah musnah
Kini mereka merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya
Terima kasih soekarno jasamu takkan pernah kami lupa




AKU TAK TAHU
Karya: Widi Fajarwati
Kala kealpaan begitu meradang
Tak ku sangka jika merasakannya
Pedih dan sesak didada sudah menjadi makananku
Takut jika aku harus melakukan itu semua
Jalan setapak yang ku telusuri gelap gulita
Mengarungi samudra nan luas dan megah sulit ku tempuh
Lalu sekarang aku harus berbuat apa ya Tuhan….
Aku tak tahu apa yang harus ku perbuat ya Tuhan….
Aku bingung harus bagaimana menghadapinya
Tiada hentinya cobaan demi cobaan datang silih berganti
Gelombang kehidupan terus bergelut mengarung
Tuhan……
Air mataku selalu berlinang
Menyebut nama-Mu dikala duka
Aku merintih dan memanjatkan segenap doa-doa
Takkan habis mulutku mencurahkan isi hati
Aku tak tahu apa yang mesti ku lakukan sekarang
Aku lemah tiada daya dan upaya
Ku membisu dalam jeratan hidup
Berilah aku petunjuk ya Tuhan….
Agar kelak ku dapat meraih apa yang ku ingin
Agar ku mampu memetik bintang diangkasa terang
Ingin mengarungi laut lepas
Mewujudkan mimpi-mimpi manis yang terbayang






GUNUNG CIREMAI
Karya:Widi Fajarwati
Kau berdiri denngan ponggohnya
Dengan conggaknya kau memperlihatkan ketangguhan
Menyimpan  sejuta misteri tak terhingga dimasa lalu
Aku takjub dan terperanga memandangmu penuh pesona
Beribu bahkan berjuta orang bertandangan padamu
Tak ku sangka kau menaruh harta benda
Intan berlian kau kubur dalam tubuhmu yang amat kokoh
Awan dan langit tersenyum riang  menyasikan ketawananmu
Nyanyian kicauan si paruh bengkok nan mugil menambah kesyahduan
Alam nan asri menyatu bersatu padu mengiringi kebahagiaan
Tak sampai hati ku terkesima padamu
Ku ingin meraih engkau namun apa daya
Tanganku tak sanggup meraihmu tuk ku bawa
Ingin ku peluk kau dan menjadi perhiasan dalam buku harianku
Kau memberi kesejukan dikota kuda ini
Menjadi harapan bagi segenap insan yang mendiamimu
Setiap waktu kau dibutuhkan mereka sebagai penghidupan
Tak ayal jika kau dijadikan pedoman bagi mereka
Aku takkan rela bila kau dihina oleh manusia durjana  yang murka
Jangan sampai kehormatanmu tercoreng dari padanya itu
Kau akan tetap ada sampai kapanpun dan dimapun keadaannya
Tak habis-habisnya memandang eloknya parasmu
Ku kan menjagamu dari terpaan badai yang bergejolak
Takut aku jika kau harus pergi melarikan diri
Kau akan selalu tersimpan dalam benakku






MASIHKAH KALIAN INGAT PADAKU
Karya:Widi Fajarwati
Waktu terus  datang silih berganti
Dulu setiap pagi aku menunggu didepan gerbang seekolah
Tuk menemui kalian hingga bel masuk bunyi
Kami bertegur sapa berpeluk dan bermain bersama
Canda tawa bercumbu dan merayu kami lalui
Sedih senang dan keluh kesah kami tumpahkan bersama
Suka duka yang ku alami kalian selalu hadir setiap saat
Kami belajar banyak tentang arti persahabatan
Ya, sahabat yang selalu setia kala aku terpaku
Selalu ada disaat aku dalam keadaan sunyi
Menemani saat-saat ku melewati rintangan
Membakar semangatku untuk melaju meraih impian
Namun, semua itu kini musnah
Tak ada lagi canda
Tak ada lagi tawa
Dan  rayuan manis yang selalu melekat dalam sanubari
Semua kini telah tiada yang menemaniku
Masihkah kalian ingat padaku?
Dimana kalian berada
Aku sangat rindu terhadap kalian
Kalian adalah separuh jiwaku
Aku selalu panjatkan doa untuk kalian
Agar kalian selalu diberi perlindungan dari-Nya
Dan jangan pernah kalian melupakanku
Karena kalian penyemangat hidupku




MERDEKA ATAU MATI
Karya:Widi Fajarwati
Suaramu yang begitu terkenal diseluruh penjuru tanah air
Mengisyaratkan sebuah Bahasa
Kau datang disaat kami kala itu tengah nestapa
Darah-darah para bunga bangsa berguguran jatuh ke tanah bumi pertiwi
Berjuang melawan kompeni merenggut nyawa
Nyawa menjadi taruhan mereka saat itu
‘’Merdeka atau mati’’ katamu menyorakan suara itu
Memberi isyarat nan menjanjikan sebuah kemerdekaan
Menyiarkan janji yang begitu meyakinkan
Kau luar biasa dalam segala hal
Berjuang demi masa depan bangsa
Jasamu akan selalu kami ingat sampai kapan pun
Tak pernah kau hiraukan segala daya dan upaya
Kami bangga denganmu
Jiwa muda harapan bangsa
Pejuang mimpi para bunga bangsa
Mengharumkan nama ibu pertiwi dimata dunia
Pedoman para genersi untuk selalu memperjuangkan
Tonggak semangat bagi semua
Terima kasih wahai sang pejuang bangsa
Jasamu tak kan pernah kami lupakan
Merdeka! Itulah kata-kata yang menjadikan ciri khasmu
Mati! Itulah ikrar yang kau ucapkan saat itu
Merdeka atau mati itulah saksi bisumu
Kenangan kelam yang  tak pernah habis termakan zaman



APA GUNANYA AKU INI
Karya: Widi Fajarwati
Aku begitu kecewa pada apa yang ada
Semua seakan tiada peduli dengan ku
Aku merasa iri dengan semua yang dimiliki
Marah dan putus asa menghantui kalbu
Tak ada arti lagi aku hidup jika harus begini saja
Apa gunanya aku ini
Jika tak pandai berbuat semua
Seakan terayun dalam gelombang kehidupan yang begitu kejam
Dunia ini sangatlah fana
Sesak yang aku rasa tak kunjung reda
Hidup didunia tak seindah ku bayangkan
Aku bosan harus seperti saja
Ada yang memandangku sinis
Ada juga yang memandangku penuh arti
Aku tak tahu pasti kapan akan berakhir
Apakah akan berakhir bahagia
Ataukah sebaliknya
Semua adalah rahasia sang empunya jagad raya
Hidupku penuh dengan misteri
Namun, aku tahu apa yang harus ku lakukan sekarang
Aku sangatlah yakin bahwa aku tiada boleh berlarut dalam kegundahan
Demi mimpiku menuju pengharapan
Aku haruslah kuat dengan beban yang ku pikul
Tabah dan ikhlas hati menerima semuanya
Agar bisa menjadi apa yang diharapkan nanti


NEGERIKU TENGAH MENANGIS
Karya: Widi Fajarwati
Kini rakyat-rakyat negeri kian hari kian hitam
Mereka tengah dilanda bencana
Menangis hanyut dalam derita yang dialaminya
Menatap tanahnya pilu
Letusan gunung longsor dan bumi berguncang
Meluluh lantahkan para jiwa
Semua porak-poranda diterjang bencana
Rintihan tangis anak-anak kecil menggema
Tanah menjadi rata karena amukan aliran air
Jembatan dan jalanan runtuh seketika diterjang
Bahagia yang tadinya mekar kini berubah menjadi sendu
Bumi berguncang hebat melanda tanah parahyangan
Memakan nyawa dan harta benda
Rumah-rumah roboh seketika karena bumi bergetar
Lenyap sudah harapan negeriku
Negeriku tengah berduka sekarang
Air mata tiada henti mengalir
Derita mereka kian bertambah
Letusan gunung memuntahkan semua isi perutnya
Membawa duka bagi mereka
Dan sekarang hanyalah kepingan asa
Mungkin ini adalah teguran untuk kita semua
Agar kita lebih berhati-hati menjaga alam
Dan menyadarkan kita untuk tidak berbuat semena-mena
Mengingat bahwa bumi kita semakin lama semakin tua



WAKTU TERUS BERPUTAR
Karya: Widi Fajarwati
Lama aku menanti harapan panjang
Jenuh yang menyeruak batin
Lelah mengarungi gelombang pasang
Namun inilah yang harus aku jalin
Gelombang pasang tiada hentinya menerjang
Menghadapi arus kehidupan terus datang
Tapi aku tetap gemilang
Agar tidak lekang oleh waktu begitu garang
Arang melintang tak henti meradang
Dan aku korbankan segenap jiwa raga demi masa cemerlang
Beban yang ku pikul belum kunjung hilang
Masih harus menyusuri perjalanan luas membentang
Agar bisa memetik sebuah bintang
Waktu teruslah berputar
Hari  hari terus ku lalui
Tuk meraih masa depan ria
Dengan-Nyalah aku merintih
Memanjatkan doa-doa dalam balutan air mata
Untuk meminta permohonan maaf atas kesalahan yang pernah ada
Aku meminta satu harapan saja dari-Nya
Impian yang terus bergentayang dalam kalbu
Seakan impian itu akan datang
Tetapi, aku masih bimbang merenungkannya
Seolah tak kan pernah henti menghantiku
Aku gantungkan cita-cita setinggi angkasa



AKU SAYANG AYAH
Karya: Widi Fajarwati
Peluh membasahi keningmu
Bercucuran tiada henti
Mencari selembar rupiah yang tak seberapa
Mengerahkan tenaga tak kenal penat
Kau korbankan awakmu sekuat besi
Setiap hari melawan dinginnya udara mencekam
Tegar dalam menjalani kehidupan ini
Tabah dengan goncangan angin topan melanda
Tak peduli walau harus merasakan kerasnya hidup
Tapi kau selalu kuat hadapinya
Kasih sayang kau berikan pada ku semua
Harapan bagi anak-anakmu
Aku sayang sangat padamu
Anakmu tak pernah putus berdoa
Agar engkau selalu diberi perlindungan oleh sang empunya hidup
Kerja kerasmu tiada hentinya
Demi masa depan anak-anakmu
Sungguh aku tak tahu dengan apa aku harus membalas pengorbananmu
Engkaulah pelindung
Bak atap rumah yang menangkal masuk hujan dan panas terik
Tanpamu mungkin aku akan merana
Karena tersiksa dalam nestapa
Kau sosok yang pantang menyerah dan putus asa
Kasih sayangmu tak kan pernah lekang ditelan zaman
Aku sayang padamu ayah





TANGIS DIJALUR GAZA
Karya: Widi Fajarwati
Hujan senjata menghantam bumi palestina
Menggoncang sekian banyak jutaan manusia
Teriakan dan nestapa tiada henti meredam
Perih dan pilu terus mereka alami
Kini pasukan Israel ingin merebut negerinya dari tangan mereka
Namun mereka tak pantang menyerah
Merebut kembali tanah kelahirannya
Pasukan Israel tak redanya menerjang jalur gaza
Menjatuhkan ledakan-ledakan dahsyat
Sehingga tanah berubah menjadi lautan api dan darah
Ratusan bahkan ribuan jiwa terbunuh dan merana
Rasa sakit lapar dan dahaga menyergap
Air mata bercucur deras membasahi pipi
Memandang kota yang hampir musnah seketika
Negeri tercinta kini hilang dengan senyuman manis merekah
Senyum berubah menjadi derita yang tiada reda
Anak-anak kecil menangis karena tertembak
Ada juga yang meregang nyawa
Tangis dijalur gaza
Akankah berakhir bahagia
Atau selamanya merana
Bersabarlah wahai saudaraku
Pasrah dan serahkan semua derita ini pada sang penguasa jagat raya
Tetaplah pada keyakinan kalian yang ingin merebut kembali tanah kelahiran itu
Semua pasti akanlah ada hikmah dibalik derita kalian ini



TERIMA KASIH BUNDA
Karya: Widi Fajarwati
Dulu aku yang berada dikandungmu
Merasakan belaian kasih sayang begitu tulus padaku
Mendoakanku siang malam tanpa pandang bulu
Setia selalu pada anakmu
Bunda….
Kau adalah wanita tangguh dan tegar
Merelakan apa saja demi aku
Mengorbankan nyawamu untuk ku
Aku hadir didunia ini karenamu
Sebagai seorang insan darimu
Dan tak kan bisa sampai sekarang ini tanpamu
Aku juga tak kan mungkin menjadi bisa melakukan segalanya tanpamu
Kau bak mentari yang memberiku sinar
Kau bak pelangi yang memberiku ceria
Dan selalu tulus menyayangiku
Terima kasih bunda…..
Semua pengorbananmu tak kan pernah aku lupakan
Akan selalu melekat dalam kalbu
Aku bisa melihat indahnya dunia itu pun karenamu
Aku tidak akan tahu apa-apa jika tak ada kau disisiku
Ku tak bisa hidup tanpamu
Kau selalu panjatkan doa untuk ku
Aku sayang sangat padamu bunda
Kau segalanya bagiku
Pelita hatiku sampai kapan pun


RAPUH ASAKU
Karya: Widi Fajarwati
Tiada ku kira semua akan seperti ini jadinya
Aku ingin berteriak pada nasib
Rasanya ingin jua aku sambangi penyair dunia
Apakah pantas untuk melawan nestapa
Tubuh ini begitu lunglai dan tak berdaya
Menahan arus-arus kehidupan ini
Waktu terus berjalan silih berganti
                                                      Aku hanyalah bungkam menerima
Tak henti jeratan hidup menjelma
Dalam kalbu aku bicara
Bahwa akhirnya harus menerima
Semua sudah suratan dari yang maha kuasa
Asaku berasa rapuh
Seperti tergoyahkan oleh gelombang pasang
Terhempas dalam angan-angan
Menjalar ke kemana-mana pikiranku
Tak berarah rasanya jalan hidupku
Aku ngin asaku terwujud
Agar bisa menggapai matahari tuk jadikan tonggak semangat
Meraih bulan tuk ku jadikan penerang hidup
Serasa berat tuk ku jalani
Aku  ingin bertanya pada penyair dunia
Apakah pantas menentang takdir
Aku tiada berguna rasanya
Tapi aku tiada putus asa


RAHASIA DIBALIK TANGISANMU
Karya: Widi Fajarwati
Lemah, tak pandai bergaduh
Hanya itu yang kau miliki
Merenung memikirkan nasib
Itulah yang dia bisa
Kau menangis itu yang kau lakukan
Kala cobaan demi cobaan melanda
Kau selalu tegar dan tabah mennghadapi
Tergoncang oleh ombak kesedihan
Kau tetap bertahan dengan semua
Lemahnya tubuhmu bukanlah payah
Tapi suatu tanda wujud dari padamu
Kau menangis bukanlah sedih
Namun lelah hadapi kehancuran hidup
Tangisanmu bukan nestapa
Tapi menjadi bukti tersendiri
Bahwa kau mampu hadapi rintangan apa pun
Hatimu sekuat baja
Rupamu bak intan permata
Mampu melakukan segalanya
Walau terkadang berbagai arang melintang
Namun kau pun pandai berbuat segala
Tangisan itu adalah anugerah terindah yang diberikan oleh-Nya untukmu
Dibalik kelemahan yang kau miliki
Kau juga memiliki kekuatan yang tak kalah dahsyat
Tapi tiada hilang rupawanmu dimata dunia



TAHUN SUDAH BERGANTI
Karya: Widi Fajarwati
Kemarin…
Aku sempat jatuh dan tak berdaya
Aku dilanda keraguan yang berkuasa
Ditimpa oleh riuhnya guncangan
Asaku hampir padam ditelan masa
Semangatku mulai redup termakan zaman
Dan juga hampir musnah ditelan bumi
Tapi…
Aku yakin dan bisa
Kembali merajut mimpi
Tuk ku jadikan sebuah harap
Menebar benih-benih cinta pada negeri
Menatap pandangan manis
Agar tumbuh menjadi sekuntum bunga
Bangkit dari keterpurukan
Mewujudkan semangat empat lima
Merengkuh senyuman negeri ini
Menjadi mahsyur kembali
Tahun sudahlah berganti
Kita sebagai generasi emas
Harapan bangsa
Penerus jasa-jasa para bunga bangsa kita
Merah putih haruslah tertanam dalam jiwa
Dan mekarkan semangat menyala
Menjadikan negeri ini merona






DRAMA KEHIDUPAN
Karya: Widi Fajarwati
Semangat gegap gempitaku hampir padam
Anganku melambung jauh ke tengah samudra
Ingin meneriakan sebuah penyesalan
Yang selama ini terpendam
Aku mencoba merenungi nasib ini
Apakah ini adalah ujian terberat yang pernah aku rasa
Gelombang pasang tiada hentinya menghantam batu karang
Tapi aku selalu saja memandang sebuah derita
Asaku hampir jatuh terseret badai kehidupan
Mulai merasa hilang arah untuk merengkuh
Senyuman manis harapanku
Sungguh aku tak kuasa menahan semua
Bisakah aku seperti sang surya
Memberi sejuta harap pada insan
Bisakah aku seperti hujan yang rela menjatuhkan seribu kebaikan
Apakah bisa aku menjadi pelangi yang memberi keindahan dunia
Aku masih terjebak dalam kebimbangan
Tak berakhirnya goncangan badai menghantuiku
Akankah aku tegar bagai batu karang
Ini semua masih menjadi misteri sang penguasa jagad raya
Menyaksikan dunia yang semakin gemerlapan
Binar-binar cahaya meraja lela
Sedangkan aku harus tetap menjalani hari-hariku
Dalam kalbu aku bicara
Aku sangat takut menghadapi dunia baru



HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Karya: Widi Fajarwati
Dulu, kami para wanita tak berhak apa-apa
Tak bebas kemana-mana
Hanya tahu soal dapur dan memasak saja
Kami pun tak dapat menikmati bangku sekolah
Buta dalam segala hal apapun
Tak tahu benar dengan dunia luar
Kami hanya bisa berdiam diri
Hak kami direnggut oleh para penjajah biadap
Ingin melakukan apa saja dilarang sana-sini
Namun, salah jika kami sebagai wanita menikmati indahnya dunia
Hanya dikurung dalam kongkongan yang amat pedih
Derita yang tak berujung
Pilu dan sendu selalu kami hadapi
Semangat yang membara tak pernah padam
Untuk berjuang melawan derita
Namun, kau dating dengan membawa gembira
Mengusir tangisan yang berlinang
Memberi sebuah semangat pada kami
Mengajari kami membaca dan menulis kata
Mendonorkan ilmu dan petuah
Menindas yang gelap menjadi terang
Dunia serasa berseri kembali
Menebarkan sebuah senyuman
Lalu kau bertemu dengan seseorang lewat surat yang kau tulis
Menemukan ujung jalan untuk kami








ODE UNTUK TUAN YANG DIJULUKI BINATANG JALANG
Karya: Widi Fajarwati
Sajak-sajak manis nan elok
Selalu terpampang nyata dalam hidup
Bait-bait cinta kau curahkan untuk semua
Kau ungkapkan kata sayang dalam syair indah
Bahkan setiap kali kau berjalan acap kali kau bertutur
“Hidup hanya mengundang kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu ada yang tetap tidak diucapkan
Sampai pada akhirnya kita menyerah”
Tuan, kau bagai pahlawan
Yang memberi ku perlindungan
Aku ingin bertandang ke tempatmu istirahat
Aku ingin berdoa dipusaramu
Dan ingin mengenal lebih jauh lagi denganmu
Aku adalah pengagum dirimu
Dari sekian ribuan pengagum dari berbagai tanah air
Aku yang paling mengagumi semua hasil ciptaanmu
Acap kali aku baca sajak buatanmu itu
Sampai meneteskan air mata
Dari karyamu
“Senja Dipelabuhan Kecil”
Dan tergugah semangatku ketika ku baca karyamu juga
“AKU”
Tak henti aku menyimak dan mengagumi semuanya milik tuan
Kepada tuan yang dijuluki “Binatang Jalang”  terima kasih atas semua  yang telah kau ciptakan





DIMATA ORANG
Karya: Widi Fajarwati
Aku hanyalah wanita yang lemah
Aku hanyalah wanita bodoh yang tak pandai berlaku
Aku hanyalah sosok yang hanya menjadi bahan hinaan
Aku hanya bisa membisu dan merenung
Menanti sebuah asa
Aku tak bisa seperti mereka
Menjalar ke pelosok negeri
Mencari kesenangan dunia yang merajalela
Menikmati gemerlapnya dunia fana
Aku memang tak dapat berbuat
Namun aku juga punya mimpi
Yang ingin aku wujudkan kelaka
Dimata orang aku hanyalah sampah
Sama sekali tak berguna
Dan tak ada apa-apanya
Aku tak pernah bisa membuat lelaki jatuh cinta padaku
Karena dimata mereka aku tak berarti
Tapi apa salah, jika diriku punya hak yang sama
Aku juga berhak hidup layak
Aku juga tak ingin meminta belas kasihan dari kalian
Aku menyadari bahwa semua yang hidup didunia tak  ada yang sempurna
Karena semua itu adalah kuasa sang penguasa alam
Aku juga tak bisa seperti yang orang lain minta
Aku hanya merajut kata dalam pikirku
Dan semua sudah diatur oleh sang pengatur hidup




AKU INGIN SEPERTI
Karya: Widi Fajarwati
Aku tak ingin seperti api
Yang hanya bisa memusnahkan
Aku tak ingin seperti duri
Yang bisa menyakitkan saja
Aku ingin seperti hujan
Yang selalu dinantikan orang
Aku ingin seperti matahari
Yang bisa tersenyum menyinari dunia
Dan aku ingin seperti sang dewi malam
Yang berdiri tegak semapai menghibur
Tapi apa bisa aku menjadi itu semua?
Aku bosan dengan semua yang ada ini
Aku juga berhak bahagia
Aku ingin seperti pelangi
Yang bisa memberi sebuah warna dalam hidup
Tuhan…
Apakah Kau bisa mengabulkan keinginanku
Tuk menjadi itu semua
Aku tak ingin hidup dalam kegelapan
Aku ingin harapan yang pasti terjadi nyata
Dan bisa memberi kebaikan dalam menempuh waktu
Teguhkanlah hatiku ini
Agar kelak aku dapat meraihnya
Berilah kekuatan pada hamba-Mu yang lemah ini
Untuk menghadapi cobaan yang kau beri padaku





AKU TAK PERDULI
Karya: Widi Fajarwati
Aku memang tak  ada guna dimata mereka
Aku memang tak ada harganya dimata mereka
Aku memang tak berdaya dimata mereka
Dan aku juga tak berarti pula dimata mereka
Menjadi bahan gunjingan sudah biasa
Menjadi bahan cacian sudah biasa
Menjadi bahan hinaan sudah biasa
Dan selalu dibicarakan pun sudah biasa
Aku tak pernah perduli dengan apa yang ada didunia ini
Aku tak pernah perduli dengan semua yang dimiliki
Aku pun tak pernah perduli jika harus diperbuat seperti itu
Karena ku menganggap ini adalah cobaan menuju kebahagiaan
Aku haruslah kuat dan tegar serta ikhlas menjalani
Namun ku tak pernah benci atau pun dendam
Ku mendoakan mereka agar terbuka hatinya
Aku menumpahkan kekesalan lewat doa
Aku tak pernah perduli
Apakah mereka tak suka denganku atau sebaliknya
Walau terkadang aku merasa dipermainkan
Aku tetap tabah menjalaninya
Aku hanya menganggap itu adalah tonggak penyemangat
Dalam mencapai kemenangan
Semoga mereka diberi kesadaran
Dan tidak berbuat semena-mena lagi
Terhadap diriku