PEMUDA
Pejuang negeri harapan bangsa
Penerus generasi bangsa
Sebagai pahlawan dan pembela
Kebanggaan bagi kami
Pemuda...
Adalah sosok yang tangguh
Tangkas dan gagah berani
Panutan bangsa dimasa kini
Yang amat dinanti kejayaannya
Pantang mundur sebelum menang
Rela bertaruh nyawa demi tanah tercinta
Darah yang mengalir tak ia hiraukan
Tak perduli walau harus gugur dalam bertempur
Selalu semangat gegap gempita
Meski nyawa menjadi taruhan
Tak pernah sedikitpun mereka berhenti
Semangat masa lampau haruslah sama
Seperti masa kini
Berani melawan penjajah
Yang hendak merampas kebahagiaan
Yang ingin menjatuhkan martabat bangsa
Kerja kerasnya boleh diikuti
Oleh kita selaku generasi masa depan
Perjuangkanlah bangsa ini dengan baik
Kami tak rela bila harga diri yang kami bangun
Dirampas dan dinjak-injak dengan hina
Kami pemuda Indonesia tak ingin harga diri kami hancur sia-sia
09 Otober 2018
Senin, 08 Oktober 2018
Senin, 01 Oktober 2018
Asyiknya menulis
PANTASKAH AKU
Apakah aku ini pantas menggapai langit
Apakah aku pantas menjadi seorang yang hebat
Apakah aku pantas menjadi impian semua orang
Dan pantaskah aku menjadi ratu
Aku tak pantas menjadi siapa pun
Karena aku hanyalah sampah yang membusuk
Dan menjijikan bagi semua orang
Aku tak mampu tuk menggapai matahari
Yang akan menyinari hari-hariku dalam menempuh waktu
Aku hanyalah segenggam tanah
Yang terinjak dan terhina
Aku hanyalah kayu lapuk yang termakan usia
Tak berguna rasanya diriku
Aku bahkan hanya setangkai daun kering
Tak beraturan arah kemana tujuannya
Aku tak dapat membuat para lelaki mencintaiku
Karena aku wanita yang bodoh dan lemah
Tak bisa membuat orang terpukau padaku
Aku memang tak pantas berada diposisi itu
Karena aku bukanlah wanita sempurna
Widi Fajarwati
01 Oktober 2018
Apakah aku ini pantas menggapai langit
Apakah aku pantas menjadi seorang yang hebat
Apakah aku pantas menjadi impian semua orang
Dan pantaskah aku menjadi ratu
Aku tak pantas menjadi siapa pun
Karena aku hanyalah sampah yang membusuk
Dan menjijikan bagi semua orang
Aku tak mampu tuk menggapai matahari
Yang akan menyinari hari-hariku dalam menempuh waktu
Aku hanyalah segenggam tanah
Yang terinjak dan terhina
Aku hanyalah kayu lapuk yang termakan usia
Tak berguna rasanya diriku
Aku bahkan hanya setangkai daun kering
Tak beraturan arah kemana tujuannya
Aku tak dapat membuat para lelaki mencintaiku
Karena aku wanita yang bodoh dan lemah
Tak bisa membuat orang terpukau padaku
Aku memang tak pantas berada diposisi itu
Karena aku bukanlah wanita sempurna
Widi Fajarwati
01 Oktober 2018
Kamis, 20 September 2018
Kumpulan Puisi karya Widi
AKU
MALU
Karya:Widi Fajarwati
Mengapa langkahan kaki ini begitu sulit ku gerakan ?
Mengapa tangan ini begitu kaku untuk ku gunakan?
Mengapa bibir ini tidak bisa berucap lantang?
Dan mengapa tubuh ini begitu kaku ?
Aku iri pada teman-temanku yang normal!!!
Aku iri pada
ibuku yang begitu mudah berjalan normal!!
Aku iri pada adikku yang bisa belari kesana-kemari!!!
Dan aku iri pada ayahku yang berjalan indah!!!
Ya Tuhan....
Ingin rasanya mulut ini berteriak
Aku malu memiliki fisik yang tidak sempurna ini!!!
Aku malu pada teman-temanku yang bisa berjalan
normal!!
Mengapa aku harus ditakdirkan dalam keadaan seperti
ini
Mengapa???
Aku juga ingin seperti orang lain
Bisa berjalan dengan
normal
Seperti adikku bisa bermain kemana pun dia suka
Dalam renungan, aku berfikir
Bahwa Allah
memang maha sempurna
Dengan segala karunianya
Maafkanlah aku jika aku telah menentang takdir yang
di berikan oleh-Mu
SENJAKU YANG ELOK
Karya:Widi Fajarwati
Sang raja
siang mulai terbenam dari barat
Langit pun
mulai redup warnanya
Semilir
angin mulai berhembus
Kicauan
burung-burung terdengar begitu merdu
Dikala
senja tiba
Aku
merasakan begitu nikmatnya suasana senja
Pohon-pohon
rindang yang bergoyang tertiup angin
Cakrawala
pun terlihat kemerahan
Sang raja
siang pun tenggelam dalam tubuh gunung
Sungguh
indah senja yang ku rasakan
Senja....
Aku begitu
menikmati suasana ini
Aku begitu
terpesona dengan keelokanmu
Aku begitu
senang ketika melihat
Sang raja
langit yang mulai tersungkur
Oh
Senja....
Janganlah
engkau pergi begitu cepat
Karena aku
masih ingin merasakanmu
Harimu
membuatku penuh inspirasi
Dan
memberiku motivasi Yang cerah
MALAM HARIKU
Karya:Widi Fajarwati
Ribuan
bintang bertaburan diangkasa
Dewi malam
yang mulai menampakan dirinya
Hembusan
angin yang bertiiup
Kunang-kunang
yang bertebaran direrumputan
Menambah
keindahan suasana dimalam ini
Gunung yang
tampak berwarna hitam
Pepohonan
rindang yang bergoyang-goyang
Terdengar
suara jangkrik yang bernyanyi
Ngengat
yang beterbangan hilir mudik
Awan hitam
yang bergerumbul
Bagaikan sebuah
kapas yang berada diatas langit
Sungguh
indah suasana malam yang kurasakan
Saat ini...
Kesunyian
yang datang seakan menyapaku
Ya, waktu
dimana aku melepas kepenatan
Dari
rutinitas
Oh Malam...
Kesunyian,
kesepian, dan keheningan
Begitu ku
nikmati malam ini
Yang aku
harapkan malam seperti ini
Yang penuh
dengan keindahan dan kedamaian
FAJAR YANG MEREKAH
karya:Widi Fajarwati
Ketika sang
raja siang menampakan diri
Bentangan
cakrawala mulai memerah
Kabut-kabut
menyelimuti pegunungan
Butiran
embun-embun berjatuhan
Hamparan
rumput hijau yang basah
Ayam jantan
yang mulai nyaring
Menyambut
sang fajar yang datang
Udara yang
begitu sejuk
Seakan merasuk
ke dalam tubuh
Pohon-pohon
rindang meliukan daunnya
Kicauan
burung-burung yang elok
Menambah
keceriaan sang fajar
Ratusan
manusia hilir mudik kesana-kemari
Untuk
sekedar mengais rezeki
Sepeda-sepeda
tua yang melintas ditepi jalanan
Berbondong-bondong
mencari berkah
Dari
datangnya sang fajar
Aku sangat
bersyukur kepada sang penguasa alam semesta
Karena
telah menciptakan hari
Yang
memberi keberkahan
Terima
kasih fajar
NODA HITAM DIATAS
KAIN PUTIH
karya: Widi Fajarwati
Bentangan
kain putih yang bersih
Begitu
indah dipandang mata
Begitu
suci dari apa yang dimilikinya
Tak
pernah tersentuh oleh tangan-tangan
Manusia
yang ingin mengotorinya
Yang
ingin merusaknya
Yang
ingin merobeknya
Yang
ingin membakarnya
Dan
yang ingin menghancurkannya
Namun...
Kain
yang putih, bersih, dan suci
Kini
telah ternodai oleh tangan-tangan jahat
Ternodai
oleh tinta hitam yang sulit dihilangkan
Kain
putih...
Kini
warnamu telah pudar
Akibat
ulah tangan-tangan jahat itu
Tangan
yang begitu kejam
Telah
merusak dan mengotorimu
Merampas
kesucian dan keindahanmu
Menumpahkan
tinta diatas kain yang putih
Oleh
tangan-tangan itu
Sungguh
kejnya tangan itu
Kini
keelokanmu sudah musnah
Karena
diambil oleh tangan jahat itu
Dan
kau tak ada apa-apanya lagi sekarang
CINTAKU BERSEMI DIPELAMINAN
karya: Widi Fajarwati
Ketika
aku memandang wajahmu....
Jantung
ini seakan berdegup begitu kencang
Ketika
aku memandang wajahmu.....
Ada
seberkas cahaya yang terpancar dari matamu
Kekasihku...
Aku
mencintaimu bukan dari kecantikanmu
Aku
mencintaimu bukan karena kesempurnaanmu
Aku
mencintaimu bukan dari apa yang kau miliki
Oh
kekasihku....
Bayanganmu
selalu menghantuiku
Bayanganmu
membuatku gundah gulana
Bayangmu
selalu terngiang-ngiang dibenakku
Oh
kasihku....
Kini
kita disatukan oleh cinta
Kini
aku tidak lagi merasa ketakutan
Aku
tidak lagi merasa gelisah
Aku
tidak ingin cinta kita berakhir
Karena
kerikil-kerikil tajam
Aku
begitu sayang padamu
Sayangku
begitu besar, sebesar gunung ciremai
Aku
tidak ingin kehilanganmu sayang..
Karena,
kehilanganmu merupakan siksa
Kini....
cinta kita telah bersemi dipelaminan
Kau
akan selalu ada disampingku
Kau
selalu ada dalam angan-anganku Selamanya
Karena
tak kan pernah ada seorang pun
Yang
bisa memisahkan kita berdua
Hanyalah
maut yang akan memisahkan kita
PENYESELASANKU PADAMU TUHAN
karya:Widi Fajarwati
Oh
Tuhanku...
Aku lalai dengan perintahmu
Aku ingkar pada Mu
Aku meninggalkan amanahmu
Oh
Tuhanku....
Aku
telah tega meruntuhkan tiang-tiang itu
Aku
telah berbuat semena-mena terhadap Mu
Aku
telah banyak berbuat dosa pada Mu
Dan aku
pun sudah menentang ajaran Mu
Tuhanku...
Aku ini
hanyalah seorang hamba
Yang
tidak pernah luput dari dosa-dosa
Aku ini
hanyalah manusia biasa
Yang
tidak pernah lepas dari kesalahan
Tuhanku...
Berilah
aku kesempatan
Untuk
menebus semua dosa-dosaku
Berilah
aku kesempatan
Untuk
meminta maaf pada Mu
Ya
Tuhan...
Aku memohon
ampun kepada Mu
Maafkanlah
aku atas segala dosa yang telah ku perbuat
Inilah
sebuah doa yang terlontar pada Mu
AKU JUGA BISA
karya:Widi Fajarwati
Disaat
mata ini terpejam
Ada
bayangan yang merasuk kedalam benakku
Disaat
mataku terpejam
terlintas
dalam pikirku sebuah impian
Ya,
sebuah impian yang selalu ada dalam angan-angan
Aku
tidak perduli sampai pisau menusuk kulitku
Aku
tidak perduli sekali pun duri menembus
kulitku
Dan aku
tidak peduli dengan cacian-cacian mereka
Aku
memang anak cacat
Tapi aku
harus lebih dari mereka
Aku
harus bisa mengejar cita-cita dan impianku
Aku
harus bisa membuat mereka tercengang
Bahwa
aku pun bisa
Bahwa
aku pun mampu membuktikan
Kepada
mereka
Aku
juga bisa!!!
Tak
perduli tubuh ini kaku
Tak
perduli mulut ini tersendat-sendat
Tak
perduli kaki ini harus terpincang-pincang
Dan tak
perduli walau harus dikucilkan
Tapi
aku mohon kepada kalian
Janganlah
kalian selalu mengucilkan aku
Menghina
ku
Menyepelekan
ku
Karena
aku juga sama seperti kalian
ADA PELANGI SETELAH HUJAN
karya: Widi Fajarwati
Dikala
langit mulai mendung
Terdengar
suara petir yang bergemuruh
Angin
berhembus begitu kencang
Udara
dingin mulai terasa
Rintik-rintik
air mulai jatuh membasahi bumi
Menyirami
pohon-pohon yang kering
Ketika
itu hujan turun sangat deras
Membasahi
tanah-tanah yang retak
Ada
pantulan cahaya yang menimbulkan sebuah warna
Warna
itu membentuk seperti busur panah besar
Melingkar
diatas pegunungan yang menjulang tinggi
Memantulkan
cahaya yang berwarna-warni
Warna
demi warna dipancarkan olehnya
Itulah
pelangi yang selalu muncul dikala hujan
reda
Oh
pelangi...
Sungguh
indah warnamu
Elok
rupamu
Membuat
aku takjub dengan pesonamu
Betapa
besar kuasa Allah yang telah menciptakanmu
Oh
pelangi...
Aku
ingin memilikimu
Ingin
sekali rasanya aku menyentuhmu
Dan
ingin sekali aku mengejarmu
Untuk
ku bawa pulang ke rumahku
Kujadikan
hiasan di dinding kamarku
MENYONGSONG MASA DEPAN
karya: Widi Fajarwati
Tak
peduli badai menghalangiku
Tak
peduli hujan mengguyur tubuhku
Tak
peduli parang menyayat kulitku
Dan tak
peduli walau harus tertusuk duri
Aku
ingin menyongsong masa depan
Masa
depan yang selalu ada dalam angan-angan
Yang
selalu menghantuiku
Yang
selalu terngiang-ngiang dalam sanubariku
Aku tak
peduli walau harus terpincang-pincang
Aku tak
peduli walau harus tersenda-sendat
Aku tak
peduli walau harus terpogoh-pogoh
Dan aku
tak peduli harus tertatih-tatih
Aku
ingin meraih masa depan!!!!
Masa
depan yang begitu cerah
Masa
depan yang begitu indah
Masa
depan yang bisa membuatku bahagia
Masa depan
yang membuatku menjadi kebanggaan
Ayah
dan ibu
Aku tak
pernah peduli dengan orang-orang yang mencemoohkan ku
Yang
mejelek-jelekan ku
Yang
menghinaku
Tapi
tak mengapa bilamana aku harus mendapat itu semua
Karena,
masa depan seakan sudah ada didepan mata
Yang
begitu mudah untuk ku meraihnya
Ku
ingin memiliki kehidupan yang sejahtera nantinya
Marilah
kita meraih masa depan
Raihlah
asa
Menyogsong
masa
HUJAN
karya: Widi Fajarwati
Petir
yang bergemuruh
Langit
yang mulai mendung
Tiupan
angin begitu kencang
Menggoyangkan
pepohon yang rindang
Ketika
itu pula rintik-rintik air mulai turun membasahi bumi
Memberi
kesejukan tersendiri
Dari
udara yang begitu gersang
Menyirami
tanaman yang layu karena kekeringan
Mendinginkan
bumi yang kepanasan
Dari
sengatan teriknya sang raja siang
Titik-titik
air yang jernih seakan ku rasakan kenikmatan
Kenikmatan
ciptaan sang penguasa jagat raya
Yang
telah memberikan manfaat kepada kita semua
Oh
hujan.....
Datanglah
engkau
Datanglah
dikala kami membutuhkanmu
Karena
kedatanganmu selalu kami nantikan
Oh
hujan......
Berilah
kami manfaat dari kedatanganmu
Kedatanganmu
penuh berkah dan
Harapan
Oh
hujan.....
Datanglah
selalu
Karena
kenikmatanmu
Akan
selalu kami rasakan setiap saat
AKU BAGAIKAN APA
karya:Widi Fajarwati
Aku
bagaikan mentari yang terbit setiap pagi
Aku
bagaikan bintang yang bersinar terang diangkasa
Aku
bagaikan api yang padam tertiup hembusan angin
Aku
bagaikan perahu yang terombang-ambing dalam gulungan ombak
Aku
bagaikan pelangi yang hadir bila hujan reda
Tapi
itu semua hanya angan-angan semata
Sampai
kapan pun tak kan pernah tercapai
Aku ini
apa?
Aku ini
hanya manusia biasa yang lemah
Aku ini
apa?
Aku ini
hanyalah seorang yang tak lepas dari dosa
Bisakah
aku menjadi itu semua
Bisakah
aku menjadi bintang yang terang cemerlang
Bisakah
aku menjadi mentari yang selalu terbit
setiap pagi
Bisakah
aku menjadi bunga yang selalu mekar
setiap saat
Aku
tidak tahu harus menjadi apa nantinya
Seakan
hidupku suram gelap gulita
Tak ada
sinar yang menerangi hidup ini
Aku
hampir putus asa dengan kehidupan ini
Tak ada
seorang pun yang mengerti
Akan
nasibku ini
Hidup
yang ku jalani begitu sulit
Bagaikan
berjalan diatas seutas tali
Yang
dibawah tali itu terdapat jurang cukup dalam
Tahun
demi tahun ku lalui
Namun
tak pernah ada perubahan nya
Akankah
hidupku bahagia nantinya?
Akankah
ada cahaya yang akan menyinari hidupku?
Semua
itu masih menjadi tanda tanya
KU TULIS PUISI INI
karya: Widi Fajarwati
Ku
ambil secarik kertas putih
Lalu ku
ambil penaku yang sederhana
Ku
mulai menggoreskan tinta diatas kertas
Ku
tulis kata demi kata dalam pikirku
Bait
demi bait ku curahkan
Rasa
sedih, senang, dan keluh kesah ku
lontarkan
Dalam
goresan tangan ku yang tak berdaya ini
Marah,
lelah, dan kecewa ku tumpahkan semua
Dalam
puisi ini....
Aku
bicara
Dalam
puisi ini.....
Aku
merenung
Beribu-ribu
rasa ku lepaskan
Lewat
kalimat-kalimat yang tak menentu
Entah
apa yang harus ku lakukan
Tak
tahu mana arah yang harus ku tempuh
Aku
tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi
Aku
memang tidak mampu berbuat apa-apa
Tapi
aku hanya mampu menggoreskan kata-kata
Dalam
puisiku
Didalam
puisi.....
Aku
mengeluh
Didalam
puisi.....
Aku
merintih
Didalam
puisi.....
Aku
tertawa
Aku
hanya punya satu impian
Aku
ingin meraih cita-cita
BUMI SASAK
karya: Widi Fajarwati
Nyanyian
pantai dan hembusan angin
Menyambut
kehadiranku ditanah sasak
Birunya
laut putihnya pasir
Seakan
menyapaku dengan ramah
Jalanan
yang berkelok-kelok ku tempuh
Pepohonan
rindang menghiasi setiap sudut jalan
Rumah-rumah
beratapkan jerami
Ku
telusuri setiap sudut-sudut desa
Ku
tandangi tempat-tempat menarik
Menikmati
keelokan alam sekitar bumi lombok
Merasakan
keindahan surga dunia
Yang
tak kan pernah ada habisnya
Nyiur
daun-daun kelapa
Butir-butir
pasir pantai nan halus
Gulungan
ombak menerpa bebatuan karang
Tarian
para penghuni laut nan indah
Deretan
terumbu karang nan cantik
Membuat
mata ini tak dapat terpejam
Bumi
lombok....
Rasanya
daku tak ingin meninggalkanmu
Ingin
terus memandangmu setiap saat
Merasakan
keelokan sang maha pencipta
Yang
tak pernah lekang oleh waktu
Dan aku
tak ingin melewatkan hari demi hariku disini
Aku
ingin terus mengunjungimu
AKANKAH AKU MAMPU
karya: Widi Fajarwati
Ketika
diriku terpaku oleh waktu
Ku merenung sendiri
Pikiranku
melambung ke angan-angan
Bagai
terbang ke atas awan
Tuhan...
Akankah
aku mampu
Melangkah
lebih jauh lagi
Menyusuri
jalan setapak yang terjal
Menuruni
tebing-tebing curam
Yang
begitu dalamnya
Akankah
aku mampu
Mengikuti
kata hati yang begitu keras ini
Mengayunkan
langkah demi langkah yang tak jelas
Aku
mulai berpikir
Bahwa
aku memang harus mampu
Melewati
rintangan-rintangan terjal
Menelusuri
jalan setapak yang penuh duri
Walau
itu sangat menyiksa batin
Biar
pun aku harus merasakan
Sakitnya
duri-duri tajam yang menusuk
Biar
pun aku harus terjatuh dari atas tebing
Aku
tetap melangkah dan terus melangkah
Walau
pun hati ini tercabik-cabik
Aku tak
kan pernah menyerah
Menakluki
arang melintang
KETIKA SENJA MULAI PERGI
karya:Widi Fajarwati
Ketika
raja siang mulai pergi
Terbesit
dalam anganku untuk melangkah
Menapaki
padang senja
Terarah
untuk maju ke depan
Menelaah
detik demi detik waktu yang terus berputar
Melewati
hari-hari yang terus berlalu
Tak
perduli walau ku harus mendaki setinggi mungkin
Aku
tetap berjuang dan berjuang demi mewujudkan mimpi
Pikirku
menoleh ke depan
Mencari
tahu apa yang harus kucapai
Ketika
senja tiba...
Terlintas
dalam sanubari
Untuk
maju dan menanti harapan-harapan yang belum pasti
Namun,
aku harus mampu melewati itu semua
Menghadapi
rintangan demi rintangan curam
Menerobos
jalur-jalur terjal nan berat
Ketika
senja datang....
Ingin
rasanya daku mengusir rasa gugup ini
Menghilangkan
segenap jiwa yang terpaku oleh waktu
Ingin,
aku berlari meraih bulan dan matahari
Yang
kan ku jadikan cahaya hidup sebagai penerang
Dalam
langkahan kaki yang pincang ini
Ya
Tuhan....
Berilah
hamba kekuatan dan
Keteguhan
hati yang suci
SEKOLAHKU
karya: Widi Fajarwati
Aku
datang dan membawa bekal
Rasa
ingin tahu yang mendalam
Dengan
semangat gegap gempita
Aku
mulai merancang impian
Belajar
dengan sungguh-sungguh
Dengan
hati yang teguh
Sekolahku....
Tempat
aku belajar, bercanda tawa dan sukariang
Sedih
dan semangat ku lakukan disini
Deretan
buku-buku yang penuh dengan ilmu
Ku
lihat dan ku raba
Seketika
aku membuka sebuah jendela dunia
Yang
begitu indah dan luas bak samudra
Sekolahku...
Aku
bersandar dan mencari tahu
Bagaimana
cara mencari ilmu
Dan
menggali lubang yang dalam
Mengasah
keingitahuan ku agar tajam bak sebilah pisau
Ku
jadikan engkau sebagai tonggak semaangat
Dalam
hiduku sebagai pedoman
Karena
disinilah aku menanam
Sebuah
impian dan mimpi
Untuk
mengukur langkah
Walau
dengan hati yang goyah
Aku
akan terus melaju ke depan
RINDU
karya: Widi Fajarwati
Rindu
yang menggema
Begitu
merasuk dalam jiwa
Ketika
engkau pergi lama
Hatiku
menjadi gundah gulana
Rindu
yang mencekam
Seakan
menyiksa dalam kelam
Menemaniku
dikesunyian malam
Terperangkap
oleh waktu yang begitu kejam
Rindu
yang membunuh
Menyayat
hati yang telah rapuh
Ketika
engkau mulai menjauh
Sukmaku
selalu bergemuruh
Kapankah
kau datang?
Menghampiriku
disaat meradang
Melewati
hari-hari bersamamu
Seperti
dikala dulu
Aku
menanti kehadirnmu
Jangan
biarkan hati ini pilu
Ketika
aku membutuhkanmu
Dan
jiwa ini begitu yakin kita akan bertemu
Aku
merindukan senyumu
Rasanya
ingin sekali menikmati saat-saat indah denganmu
Kapan
kita bisa bertemu lagi
Akankah
kau sudi menemuiku
Untuk
menyembuhkan rasa rinduku ini?
DENDAM ALAM
karya: Widi Fajarwati
Aku
mendengar rintihan sebatang pohon yang menangis kemudian ia berkata
“Aku
telah ditebang dan dipotong habis oleh ulah manusia yang durjana itu”
Aku
melihat anak sungai yang tengah asyik mengalirkan dirinya lalu dia marah
“Diriku
sudah dinodai oleh kucuran kopi yang bercun oleh orang-orang yang keji itu dan
dipaksa mengalir deras dengan keserakahan mereka”
Seketika
aku memandang ke arah langit nampak segumpal kapas berwarna putih ada seekor
burung
lalu
berkata
“ Kawan
dan sanak saudaraku telah terbunuh oleh mereka manusia yang biadap serta membawa
malapetaka bagi kami semua. Dan kami bersumpah kalian akan dapat balasan yang
setimpal wahai manusia biadap”
Ketika
aku menginjakkan tanah dan berjalan melintasi jalur terjal aku mendengar
teriakan tanah itu
“Tolong..
jangan paksa kami untuk selalu kau racuni dengan obat-obatan berbahaya dan
menyakiti kami”
Alam
pun memiliki perasaan yang sama seperti kita layaknya manusia
Alam
akan marah pada kita jika menyakiti dan memusnahkannya
Akankah
kalian mau berhenti untuk menghina dan menghancurkan mereka
Akankah
kalian sadar bahwa kita juga butuh mereka dari yang mereka miliki
Dendam
alam tidak kan main-main dengan kita
Ulah
mereka lebih kejam dari tingkah laku manusia durjana
Yang
hanya bisa menginjak dan menindas kekayaannya
Wahai
manusia serakah dan biadap sadarlah kalian
Sampai
kapan kalian akan terus menyiksa alam
Dendam
alam akan menghantui kalian
Karena suatu saat mereka akan membalas perbuatan
kalian
Alam
bisa seketika membisu dan tak berdaya
Namun
dia juga akan memberi balasan lebih berat
Pernahkah
kita sebagai makhluk tuhan memperhatikan mereka?
BULAN YANG SUCI
karya:Widi Fajarwati
Tak ku
sangka kini telah datang
Bulan
yang penuh berkah ini
Tak ku
sangka kini telah tiba
Menjalankan
perintah dari-Mu
Kini
saatnya kita untuk menjalankan syariat dari-Nya
Menahan
lapar dan dahaga
Mengaji
dan meminta ampunan dari-Mu
Bersedekah
dan saling berbagi pada sesama
Bagi
kaum yang membutuhkan
Merasakan
kehidupan yang amat sulit
Yang
mereka rasakan saat itu
Sebutir
beras pun mereka tak sanggup membeli
Apalagi
memakan sebutir nasi
Sepeser
rupiah harus mereka dapatkan
Demi
bertahan hidup
Bekerja
banting tulang demi selembar rupiah
Tak
perduli mereka hampir terperosok kedalam jurang
Mengais
rezeki dalam gundukan sampah yang beraroma busuk
Namun
mereka tetap jalani demi bertahan hidup
Walau
nasib tak kan menentu
Kita
makhluk Tuhan
Patut
bersyukur atas karunia yang telah diberikan dari-Nya
Kesombongan,keserakahan
dan kekayaan tak kan selamanya abadi
Karena
sewaktu-waktu harta dan kekayaan yang kita miliki
Akan
musnah dan hancur direnggut oleh-Nya
KETIKA LANGIT TELAH MEMBISU
karya: Widi Fajarwati
Sejauh
mata memandang
Kutapaki
sejuta tempat
Tanah
mulai memanggil kita
Memberi
tanda kebesaran sang pencipta
Teriakan-teriakan
mereka begitu terdengar
Tangisan
itu menggetarkan jiwa
Langit
telah membisu
Ku
tertegun untuk sujud memohon ampun pada-Nya
Aku
hanyalah manusia biasa
Yang
berlumur dosa
Air
mata mengucur deras bak sungai
Merintih
kesakitan akibat siksa-Nya
Siksa
kobaran api yang begitu pedih
Membuat
hatiku merasa sedih
Menelaah
sejauh mana kita mematuhi perintah-Nya
Bumi
dan isinya milik-Mu
Langit
yang begitu luas milik-Mu
Kuasa-Mu
tak kan tertandingkan
Ulah
para insan semakin membabi buta
Akankah
mereka menyadari perbuatan yang dilarang oleh-Nya?
Ataukah
mereka membangkang ajaran-Nya?
Wahai
para insan insaflah kalian!!!
Hidup
ini hanya sementara saja
Jangan
menyia-nyiakan kehebatan-Nya
Karena
semua ini adalah milik-Nya
NESTAPA KEHIDUPAN
karya:Widi Fajarwati
Sejauh
mataku memandang
Segelintir
orang melangkahkan kakinya
Menjemput
rezeki dipagi buta
Demi
kehidupan yang amat menyiksa
Tak
perduli walau hembusan angin menampar kulit mmereka
Tak
perduli udara dingin mencekik tubuh mereka
Mereka
tetap gegap-gempita menjalani kehidupan
Mencari
berkah ditengah teriknya raja siang yang amat dahsyat
Menambah
kekuatan dan keimanan yang mereka hadapi
Tak
kenal lelah dan putus asa ditengah cobaan hidup
Rumah
beratapkan jerami hampir roboh
Rimbunan
sampah berbau busuk menusuk hidung
Tak
pernah mereka hiraukan
Apa
salah mereka?
Mengapa
mereka harus hidup dengan keadaan yang amat menyiksa
Tinggal
ditengah lautan penuh kumuh
Sedangkan
para pengusaha menikmati hidup bergelimangan harta
Berpoya-poya
menghambur-hamburkan rupiah namun bukan hak mereka
Apa
mereka memperhatikan orang-ong kecil disekeliling mereka
Tidak
setetes air pun mereka memberikan perhatian terhadapnya
Haruskah
mereka hidup dalam kemelaratan?
Haruskah
mereka hidup dalam kesengsaraan?
Lalu
sampai kapan mereka akan bertahan hidup dalam keadaan mendesak
Akankah
mereka bahagia nantinya
Kita
tidak tahu pasti sampai kapan mereka akan bertahan hidup
SOEKARNO
karya: Widi Fajarwati
Kau
hadir disaat kesengsaraan melanda
Berjuang
melawan para kompeni yang kejam
Hingga
kau tak kenal lelah dan putus asa
Deru ledakan demi ledakan tak hentinya bergema
Jasad-jasad
berguguran tergeletak dimana-mana bak
sampah
Namun,
kau amat tabah dalam penderitaan ini
Ribuan
bahkan ratusan penjajah tak hentinya mnginjak-ngnjak harga diri mereka
Hingga
mereka harus terkapar dalam kemalangan nasib amat menyiksa
Soekarno.......
Kau
datang bak malaikat penolong mereka
Menghapus
para kompeni-kompeni durjana
Tak
perduli walau musuh menghalangnya
Kau
memang layak dan patut dibanggakan
Kalimat
proklamasi kau kumandangkan
Sorak-sorak
gembira rakyat bergetar
Menyambut
kemerdekaan yang begitu dinanti
Dan
kini tibalah saatnya mereka mendapat kebahagian
Menghirup
udara bebas nan segar
Mereka
telah merdeka semerdeka-merdekanya
Tak ada
lagi yang menginjak-nginjak harga diri mereka
Tak
lagi ada kerja paksa dan kelaparan yang menyiksa
Canda
tawa bahagia kini terukir kembali
Karena
para kompeni-kompeni durjana sudah musnah
Kini
mereka merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya
Terima
kasih soekarno jasamu takkan pernah kami lupa
AKU
TAK TAHU
Karya: Widi Fajarwati
Kala kealpaan begitu meradang
Tak ku sangka jika merasakannya
Pedih dan sesak didada sudah menjadi makananku
Takut jika aku harus melakukan itu semua
Jalan setapak yang ku telusuri gelap gulita
Mengarungi samudra nan luas dan megah sulit ku
tempuh
Lalu sekarang aku harus berbuat apa ya Tuhan….
Aku tak tahu apa yang harus ku perbuat ya
Tuhan….
Aku bingung harus bagaimana menghadapinya
Tiada hentinya cobaan demi cobaan datang silih
berganti
Gelombang kehidupan terus bergelut mengarung
Tuhan……
Air mataku selalu berlinang
Menyebut nama-Mu dikala duka
Aku merintih dan memanjatkan segenap doa-doa
Takkan habis mulutku mencurahkan isi hati
Aku tak tahu apa yang mesti ku lakukan sekarang
Aku lemah tiada daya dan upaya
Ku membisu dalam jeratan hidup
Berilah aku petunjuk ya Tuhan….
Agar kelak ku dapat meraih apa yang ku ingin
Agar ku mampu memetik bintang diangkasa terang
Ingin mengarungi laut lepas
Mewujudkan mimpi-mimpi manis yang terbayang
GUNUNG CIREMAI
Karya:Widi Fajarwati
Kau berdiri denngan ponggohnya
Dengan conggaknya kau memperlihatkan
ketangguhan
Menyimpan
sejuta misteri tak terhingga dimasa lalu
Aku takjub dan terperanga memandangmu penuh
pesona
Beribu bahkan berjuta orang bertandangan padamu
Tak ku sangka kau menaruh harta benda
Intan berlian kau kubur dalam tubuhmu yang amat
kokoh
Awan dan langit tersenyum riang menyasikan ketawananmu
Nyanyian kicauan si paruh bengkok nan mugil
menambah kesyahduan
Alam nan asri menyatu bersatu padu mengiringi
kebahagiaan
Tak sampai hati ku terkesima padamu
Ku ingin meraih engkau namun apa daya
Tanganku tak sanggup meraihmu tuk ku bawa
Ingin ku peluk kau dan menjadi perhiasan dalam
buku harianku
Kau memberi kesejukan dikota kuda ini
Menjadi harapan bagi segenap insan yang
mendiamimu
Setiap waktu kau dibutuhkan mereka sebagai
penghidupan
Tak ayal jika kau dijadikan pedoman bagi mereka
Aku takkan rela bila kau dihina oleh manusia
durjana yang murka
Jangan sampai kehormatanmu tercoreng dari
padanya itu
Kau akan tetap ada sampai kapanpun dan dimapun
keadaannya
Tak habis-habisnya memandang eloknya parasmu
Ku kan menjagamu dari terpaan badai yang
bergejolak
Takut aku jika kau harus pergi melarikan diri
Kau akan selalu tersimpan dalam benakku
MASIHKAH KALIAN INGAT PADAKU
Karya:Widi Fajarwati
Waktu terus
datang silih berganti
Dulu setiap pagi aku menunggu didepan gerbang
seekolah
Tuk menemui kalian hingga bel masuk bunyi
Kami bertegur sapa berpeluk dan bermain bersama
Canda tawa bercumbu dan merayu kami lalui
Sedih senang dan keluh kesah kami tumpahkan
bersama
Suka duka yang ku alami kalian selalu hadir
setiap saat
Kami belajar banyak tentang arti persahabatan
Ya, sahabat yang selalu setia kala aku terpaku
Selalu ada disaat aku dalam keadaan sunyi
Menemani saat-saat ku melewati rintangan
Membakar semangatku untuk melaju meraih impian
Namun, semua itu kini musnah
Tak ada lagi canda
Tak ada lagi tawa
Dan
rayuan manis yang selalu melekat dalam sanubari
Semua kini telah tiada yang menemaniku
Masihkah kalian ingat padaku?
Dimana kalian berada
Aku sangat rindu terhadap kalian
Kalian adalah separuh jiwaku
Aku selalu panjatkan doa untuk kalian
Agar kalian selalu diberi perlindungan dari-Nya
Dan jangan pernah kalian melupakanku
Karena kalian penyemangat hidupku
MERDEKA ATAU MATI
Karya:Widi Fajarwati
Suaramu yang begitu terkenal diseluruh penjuru
tanah air
Mengisyaratkan sebuah Bahasa
Kau datang disaat kami kala itu tengah nestapa
Darah-darah para bunga bangsa berguguran jatuh
ke tanah bumi pertiwi
Berjuang melawan kompeni merenggut nyawa
Nyawa menjadi taruhan mereka saat itu
‘’Merdeka atau mati’’ katamu menyorakan suara
itu
Memberi isyarat nan menjanjikan sebuah
kemerdekaan
Menyiarkan janji yang begitu meyakinkan
Kau luar biasa dalam segala hal
Berjuang demi masa depan bangsa
Jasamu akan selalu kami ingat sampai kapan pun
Tak pernah kau hiraukan segala daya dan upaya
Kami bangga denganmu
Jiwa muda harapan bangsa
Pejuang mimpi para bunga bangsa
Mengharumkan nama ibu pertiwi dimata dunia
Pedoman para genersi untuk selalu
memperjuangkan
Tonggak semangat bagi semua
Terima kasih wahai sang pejuang bangsa
Jasamu tak kan pernah kami lupakan
Merdeka! Itulah kata-kata yang menjadikan ciri
khasmu
Mati! Itulah ikrar yang kau ucapkan saat itu
Merdeka atau mati itulah saksi bisumu
Kenangan kelam yang tak pernah habis termakan zaman
APA GUNANYA AKU INI
Karya: Widi Fajarwati
Aku begitu kecewa pada apa yang ada
Semua seakan tiada peduli dengan ku
Aku merasa iri dengan semua yang dimiliki
Marah dan putus asa menghantui kalbu
Tak ada arti lagi aku hidup jika harus begini
saja
Apa gunanya aku ini
Jika tak pandai berbuat semua
Seakan terayun dalam gelombang kehidupan yang
begitu kejam
Dunia ini sangatlah fana
Sesak yang aku rasa tak kunjung reda
Hidup didunia tak seindah ku bayangkan
Aku bosan harus seperti saja
Ada yang memandangku sinis
Ada juga yang memandangku penuh arti
Aku tak tahu pasti kapan akan berakhir
Apakah akan berakhir bahagia
Ataukah sebaliknya
Semua adalah rahasia sang empunya jagad raya
Hidupku penuh dengan misteri
Namun, aku tahu apa yang harus ku lakukan
sekarang
Aku sangatlah yakin bahwa aku tiada boleh
berlarut dalam kegundahan
Demi mimpiku menuju pengharapan
Aku haruslah kuat dengan beban yang ku pikul
Tabah dan ikhlas hati menerima semuanya
Agar bisa menjadi apa yang diharapkan nanti
NEGERIKU TENGAH MENANGIS
Karya: Widi Fajarwati
Kini rakyat-rakyat negeri kian hari kian hitam
Mereka tengah dilanda bencana
Menangis hanyut dalam derita yang dialaminya
Menatap tanahnya pilu
Letusan gunung longsor dan bumi berguncang
Meluluh lantahkan para jiwa
Semua porak-poranda diterjang bencana
Rintihan tangis anak-anak kecil menggema
Tanah menjadi rata karena amukan aliran air
Jembatan dan jalanan runtuh seketika diterjang
Bahagia yang tadinya mekar kini berubah menjadi
sendu
Bumi berguncang hebat melanda tanah parahyangan
Memakan nyawa dan harta benda
Rumah-rumah roboh seketika karena bumi bergetar
Lenyap sudah harapan negeriku
Negeriku tengah berduka sekarang
Air mata tiada henti mengalir
Derita mereka kian bertambah
Letusan gunung memuntahkan semua isi perutnya
Membawa duka bagi mereka
Dan sekarang hanyalah kepingan asa
Mungkin ini adalah teguran untuk kita semua
Agar kita lebih berhati-hati menjaga alam
Dan menyadarkan kita untuk tidak berbuat
semena-mena
Mengingat bahwa bumi kita semakin lama semakin
tua
WAKTU TERUS BERPUTAR
Karya: Widi Fajarwati
Lama aku menanti harapan panjang
Jenuh yang menyeruak batin
Lelah mengarungi gelombang pasang
Namun inilah yang harus aku jalin
Gelombang pasang tiada hentinya menerjang
Menghadapi arus kehidupan terus datang
Tapi aku tetap gemilang
Agar tidak lekang oleh waktu begitu garang
Arang melintang tak henti meradang
Dan aku korbankan segenap jiwa raga demi masa
cemerlang
Beban yang ku pikul belum kunjung hilang
Masih harus menyusuri perjalanan luas
membentang
Agar bisa memetik sebuah bintang
Waktu teruslah berputar
Hari
hari terus ku lalui
Tuk meraih masa depan ria
Dengan-Nyalah aku merintih
Memanjatkan doa-doa dalam balutan air mata
Untuk meminta permohonan maaf atas kesalahan
yang pernah ada
Aku meminta satu harapan saja dari-Nya
Impian yang terus bergentayang dalam kalbu
Seakan impian itu akan datang
Tetapi, aku masih bimbang merenungkannya
Seolah tak kan pernah henti menghantiku
Aku gantungkan cita-cita setinggi angkasa
AKU SAYANG AYAH
Karya: Widi Fajarwati
Peluh membasahi keningmu
Bercucuran tiada henti
Mencari selembar rupiah yang tak seberapa
Mengerahkan tenaga tak kenal penat
Kau korbankan awakmu sekuat besi
Setiap hari melawan dinginnya udara mencekam
Tegar dalam menjalani kehidupan ini
Tabah dengan goncangan angin topan melanda
Tak peduli walau harus merasakan kerasnya hidup
Tapi kau selalu kuat hadapinya
Kasih sayang kau berikan pada ku semua
Harapan bagi anak-anakmu
Aku sayang sangat padamu
Anakmu tak pernah putus berdoa
Agar engkau selalu diberi perlindungan oleh
sang empunya hidup
Kerja kerasmu tiada hentinya
Demi masa depan anak-anakmu
Sungguh aku tak tahu dengan apa aku harus
membalas pengorbananmu
Engkaulah pelindung
Bak atap rumah yang menangkal masuk hujan dan
panas terik
Tanpamu mungkin aku akan merana
Karena tersiksa dalam nestapa
Kau sosok yang pantang menyerah dan putus asa
Kasih sayangmu tak kan pernah lekang ditelan
zaman
Aku sayang padamu ayah
TANGIS DIJALUR GAZA
Karya: Widi Fajarwati
Hujan senjata menghantam bumi palestina
Menggoncang sekian banyak jutaan manusia
Teriakan dan nestapa tiada henti meredam
Perih dan pilu terus mereka alami
Kini pasukan Israel ingin merebut negerinya
dari tangan mereka
Namun mereka tak pantang menyerah
Merebut kembali tanah kelahirannya
Pasukan Israel tak redanya menerjang jalur gaza
Menjatuhkan ledakan-ledakan dahsyat
Sehingga tanah berubah menjadi lautan api dan
darah
Ratusan bahkan ribuan jiwa terbunuh dan merana
Rasa sakit lapar dan dahaga menyergap
Air mata bercucur deras membasahi pipi
Memandang kota yang hampir musnah seketika
Negeri tercinta kini hilang dengan senyuman
manis merekah
Senyum berubah menjadi derita yang tiada reda
Anak-anak kecil menangis karena tertembak
Ada juga yang meregang nyawa
Tangis dijalur gaza
Akankah berakhir bahagia
Atau selamanya merana
Bersabarlah wahai saudaraku
Pasrah dan serahkan semua derita ini pada sang
penguasa jagat raya
Tetaplah pada keyakinan kalian yang ingin
merebut kembali tanah kelahiran itu
Semua pasti akanlah ada hikmah dibalik derita
kalian ini
TERIMA KASIH BUNDA
Karya: Widi Fajarwati
Dulu aku yang berada dikandungmu
Merasakan belaian kasih sayang begitu tulus
padaku
Mendoakanku siang malam tanpa pandang bulu
Setia selalu pada anakmu
Bunda….
Kau adalah wanita tangguh dan tegar
Merelakan apa saja demi aku
Mengorbankan nyawamu untuk ku
Aku hadir didunia ini karenamu
Sebagai seorang insan darimu
Dan tak kan bisa sampai sekarang ini tanpamu
Aku juga tak kan mungkin menjadi bisa melakukan
segalanya tanpamu
Kau bak mentari yang memberiku sinar
Kau bak pelangi yang memberiku ceria
Dan selalu tulus menyayangiku
Terima kasih bunda…..
Semua pengorbananmu tak kan pernah aku lupakan
Akan selalu melekat dalam kalbu
Aku bisa melihat indahnya dunia itu pun
karenamu
Aku tidak akan tahu apa-apa jika tak ada kau
disisiku
Ku tak bisa hidup tanpamu
Kau selalu panjatkan doa untuk ku
Aku sayang sangat padamu bunda
Kau segalanya bagiku
Pelita hatiku sampai kapan pun
RAPUH ASAKU
Karya: Widi Fajarwati
Tiada ku kira semua akan seperti ini jadinya
Aku ingin berteriak pada nasib
Rasanya ingin jua aku sambangi penyair dunia
Apakah pantas untuk melawan nestapa
Tubuh ini begitu lunglai dan tak berdaya
Menahan arus-arus kehidupan ini
Waktu terus berjalan silih berganti
Aku hanyalah bungkam menerima
Tak henti jeratan hidup menjelma
Dalam kalbu aku bicara
Bahwa akhirnya harus menerima
Semua sudah suratan dari yang maha kuasa
Asaku berasa rapuh
Seperti tergoyahkan oleh gelombang pasang
Terhempas dalam angan-angan
Menjalar ke kemana-mana pikiranku
Tak berarah rasanya jalan hidupku
Aku ngin asaku terwujud
Agar bisa menggapai matahari tuk jadikan
tonggak semangat
Meraih bulan tuk ku jadikan penerang hidup
Serasa berat tuk ku jalani
Aku
ingin bertanya pada penyair dunia
Apakah pantas menentang takdir
Aku tiada berguna rasanya
Tapi aku tiada putus asa
RAHASIA DIBALIK TANGISANMU
Karya: Widi Fajarwati
Lemah, tak pandai bergaduh
Hanya itu yang kau miliki
Merenung memikirkan nasib
Itulah yang dia bisa
Kau menangis itu yang kau lakukan
Kala cobaan demi cobaan melanda
Kau selalu tegar dan tabah mennghadapi
Tergoncang oleh ombak kesedihan
Kau tetap bertahan dengan semua
Lemahnya tubuhmu bukanlah payah
Tapi suatu tanda wujud dari padamu
Kau menangis bukanlah sedih
Namun lelah hadapi kehancuran hidup
Tangisanmu bukan nestapa
Tapi menjadi bukti tersendiri
Bahwa kau mampu hadapi rintangan apa pun
Hatimu sekuat baja
Rupamu bak intan permata
Mampu melakukan segalanya
Walau terkadang berbagai arang melintang
Namun kau pun pandai berbuat segala
Tangisan itu adalah anugerah terindah yang
diberikan oleh-Nya untukmu
Dibalik kelemahan yang kau miliki
Kau juga memiliki kekuatan yang tak kalah
dahsyat
Tapi tiada hilang rupawanmu dimata dunia
TAHUN SUDAH BERGANTI
Karya: Widi Fajarwati
Kemarin…
Aku sempat jatuh dan tak berdaya
Aku dilanda keraguan yang berkuasa
Ditimpa oleh riuhnya guncangan
Asaku hampir padam ditelan masa
Semangatku mulai redup termakan zaman
Dan juga hampir musnah ditelan bumi
Tapi…
Aku yakin dan bisa
Kembali merajut mimpi
Tuk ku jadikan sebuah harap
Menebar benih-benih cinta pada negeri
Menatap pandangan manis
Agar tumbuh menjadi sekuntum bunga
Bangkit dari keterpurukan
Mewujudkan semangat empat lima
Merengkuh senyuman negeri ini
Menjadi mahsyur kembali
Tahun sudahlah berganti
Kita sebagai generasi emas
Harapan bangsa
Penerus jasa-jasa para bunga bangsa kita
Merah putih haruslah tertanam dalam jiwa
Dan mekarkan semangat menyala
Menjadikan negeri ini merona
DRAMA KEHIDUPAN
Karya: Widi Fajarwati
Semangat gegap gempitaku hampir padam
Anganku melambung jauh ke tengah samudra
Ingin meneriakan sebuah penyesalan
Yang selama ini terpendam
Aku mencoba merenungi nasib ini
Apakah ini adalah ujian terberat yang pernah
aku rasa
Gelombang pasang tiada hentinya menghantam batu
karang
Tapi aku selalu saja memandang sebuah derita
Asaku hampir jatuh terseret badai kehidupan
Mulai merasa hilang arah untuk merengkuh
Senyuman manis harapanku
Sungguh aku tak kuasa menahan semua
Bisakah aku seperti sang surya
Memberi sejuta harap pada insan
Bisakah aku seperti hujan yang rela menjatuhkan
seribu kebaikan
Apakah bisa aku menjadi pelangi yang memberi
keindahan dunia
Aku masih terjebak dalam kebimbangan
Tak berakhirnya goncangan badai menghantuiku
Akankah aku tegar bagai batu karang
Ini semua masih menjadi misteri sang penguasa
jagad raya
Menyaksikan dunia yang semakin gemerlapan
Binar-binar cahaya meraja lela
Sedangkan aku harus tetap menjalani hari-hariku
Dalam kalbu aku bicara
Aku sangat takut menghadapi dunia baru
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Karya: Widi Fajarwati
Dulu, kami para wanita tak berhak apa-apa
Tak bebas kemana-mana
Hanya tahu soal dapur dan memasak saja
Kami pun tak dapat menikmati bangku sekolah
Buta dalam segala hal apapun
Tak tahu benar dengan dunia luar
Kami hanya bisa berdiam diri
Hak kami direnggut oleh para penjajah biadap
Ingin melakukan apa saja dilarang sana-sini
Namun, salah jika kami sebagai wanita menikmati
indahnya dunia
Hanya dikurung dalam kongkongan yang amat pedih
Derita yang tak berujung
Pilu dan sendu selalu kami hadapi
Semangat yang membara tak pernah padam
Untuk berjuang melawan derita
Namun, kau dating dengan membawa gembira
Mengusir tangisan yang berlinang
Memberi sebuah semangat pada kami
Mengajari kami membaca dan menulis kata
Mendonorkan ilmu dan petuah
Menindas yang gelap menjadi terang
Dunia serasa berseri kembali
Menebarkan sebuah senyuman
Lalu kau bertemu dengan seseorang lewat surat
yang kau tulis
Menemukan ujung jalan untuk kami
ODE UNTUK TUAN YANG DIJULUKI BINATANG JALANG
Karya: Widi Fajarwati
Sajak-sajak manis nan elok
Selalu terpampang nyata dalam hidup
Bait-bait cinta kau curahkan untuk semua
Kau ungkapkan kata sayang dalam syair indah
Bahkan setiap kali kau berjalan acap kali kau
bertutur
“Hidup hanya mengundang kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu ada yang tetap tidak diucapkan
Sampai pada akhirnya kita menyerah”
Tuan, kau bagai pahlawan
Yang memberi ku perlindungan
Aku ingin bertandang ke tempatmu istirahat
Aku ingin berdoa dipusaramu
Dan ingin mengenal lebih jauh lagi denganmu
Aku adalah pengagum dirimu
Dari sekian ribuan pengagum dari berbagai tanah
air
Aku yang paling mengagumi semua hasil ciptaanmu
Acap kali aku baca sajak buatanmu itu
Sampai meneteskan air mata
Dari karyamu
“Senja Dipelabuhan Kecil”
Dan tergugah semangatku ketika ku baca karyamu
juga
“AKU”
Tak henti aku menyimak dan mengagumi semuanya
milik tuan
Kepada tuan yang dijuluki “Binatang
Jalang” terima kasih atas semua yang telah kau ciptakan
DIMATA ORANG
Karya: Widi Fajarwati
Aku hanyalah wanita yang lemah
Aku hanyalah wanita bodoh yang tak pandai
berlaku
Aku hanyalah sosok yang hanya menjadi bahan
hinaan
Aku hanya bisa membisu dan merenung
Menanti sebuah asa
Aku tak bisa seperti mereka
Menjalar ke pelosok negeri
Mencari kesenangan dunia yang merajalela
Menikmati gemerlapnya dunia fana
Aku memang tak dapat berbuat
Namun aku juga punya mimpi
Yang ingin aku wujudkan kelaka
Dimata orang aku hanyalah sampah
Sama sekali tak berguna
Dan tak ada apa-apanya
Aku tak pernah bisa membuat lelaki jatuh cinta
padaku
Karena dimata mereka aku tak berarti
Tapi apa salah, jika diriku punya hak yang sama
Aku juga berhak hidup layak
Aku juga tak ingin meminta belas kasihan dari
kalian
Aku menyadari bahwa semua yang hidup didunia
tak ada yang sempurna
Karena semua itu adalah kuasa sang penguasa
alam
Aku juga tak bisa seperti yang orang lain minta
Aku hanya merajut kata dalam pikirku
Dan semua sudah diatur oleh sang pengatur hidup
AKU INGIN SEPERTI
Karya: Widi Fajarwati
Aku tak ingin seperti api
Yang hanya bisa memusnahkan
Aku tak ingin seperti duri
Yang bisa menyakitkan saja
Aku ingin seperti hujan
Yang selalu dinantikan orang
Aku ingin seperti matahari
Yang bisa tersenyum menyinari dunia
Dan aku ingin seperti sang dewi malam
Yang berdiri tegak semapai menghibur
Tapi apa bisa aku menjadi itu semua?
Aku bosan dengan semua yang ada ini
Aku juga berhak bahagia
Aku ingin seperti pelangi
Yang bisa memberi sebuah warna dalam hidup
Tuhan…
Apakah Kau bisa mengabulkan keinginanku
Tuk menjadi itu semua
Aku tak ingin hidup dalam kegelapan
Aku ingin harapan yang pasti terjadi nyata
Dan bisa memberi kebaikan dalam menempuh waktu
Teguhkanlah hatiku ini
Agar kelak aku dapat meraihnya
Berilah kekuatan pada hamba-Mu yang lemah ini
Untuk menghadapi cobaan yang kau beri padaku
AKU TAK PERDULI
Karya: Widi Fajarwati
Aku memang tak
ada guna dimata mereka
Aku memang tak ada harganya dimata mereka
Aku memang tak berdaya dimata mereka
Dan aku juga tak berarti pula dimata mereka
Menjadi bahan gunjingan sudah biasa
Menjadi bahan cacian sudah biasa
Menjadi bahan hinaan sudah biasa
Dan selalu dibicarakan pun sudah biasa
Aku tak pernah perduli dengan apa yang ada
didunia ini
Aku tak pernah perduli dengan semua yang
dimiliki
Aku pun tak pernah perduli jika harus diperbuat
seperti itu
Karena ku menganggap ini adalah cobaan menuju
kebahagiaan
Aku haruslah kuat dan tegar serta ikhlas
menjalani
Namun ku tak pernah benci atau pun dendam
Ku mendoakan mereka agar terbuka hatinya
Aku menumpahkan kekesalan lewat doa
Aku tak pernah perduli
Apakah mereka tak suka denganku atau sebaliknya
Walau terkadang aku merasa dipermainkan
Aku tetap tabah menjalaninya
Aku hanya menganggap itu adalah tonggak
penyemangat
Dalam mencapai kemenangan
Semoga mereka diberi kesadaran
Dan tidak berbuat semena-mena lagi
Terhadap diriku
Langganan:
Postingan (Atom)