Rabu, 29 Januari 2020

Jendela Sastra

Diatas Langit Biru
Setiap iringan langkah ini aku ikuti
Dalam gejolak rasa yang menggebu
Ku teriakan mimpi yang tak bersua
Angin membawaku pergi entah kemana
Gelora hati merancak 
Membuncah dalam bayang bayang
Dunia penuh ilusi
Seketika lenyap dari pandangan diri
Yang merajuk menenggelamkan mimpi
Angin terus membawaku berlari
Menyusuri setiap jejak kaki rapuh ini
Mengingatkanku pada satu memori
Sampai ada sebuah penyesalan
Yang berbekas pada penderitaan
Diatas Langit Biru
Awan berarak mengikuti setiap guratan bumi
Seolah tahu bahwa aku ditikam sepi
Bagaikan sebuah mimpi yang masih bergantung
Dibawah langit biru dan sendu itu
Aku menatap sebuah tanda
Tanda kebesaran sang ilahi yang menciptakan semesta ini
Semua terpampang jelas dari sudut bumi manapun
Aku tak jemu memandang setiap detik demi detik keindahannya
Aku tergoda untuk mencoba menjelajahi
Agar dapat kusimpan menjadi memori
Alam merajuk ketika ia tak lagi dipandang
Lalu untuk apa alam ini diciptakan
Bila tak ada yang menikmatinya
Pikirku mengatakan itu
Aku tak ingin menyiakan waktu
Dan membiarkannya begitu saja
Aku ingin tetap bertahan di sini
Agar suatu saat nanti akan kuceritakan pada anak cucu